Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badan Meteorologi Dunia: Gelombang Panas Ekstrem Berlanjut Hingga Agustus

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Seorang anak laki-laki membawa balok es saat berjalan di sepanjang jalan selama gelombang panas, di Damaskus, Suriah 17 Juli 2023. REUTERS/Yamam al Shaar
Seorang anak laki-laki membawa balok es saat berjalan di sepanjang jalan selama gelombang panas, di Damaskus, Suriah 17 Juli 2023. REUTERS/Yamam al Shaar
Iklan

TEMPO.CO, JakartaGelombang panas diperkirakan akan bertahan di sebagian besar dunia sepanjang Agustus, kata seorang penasihat panas ekstrem pada Jumat, 21 Juli 2023, menyusul rekor suhu dalam beberapa pekan terakhir.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan awal pekan ini diperkirakan suhu di Amerika Utara, Asia, Afrika Utara, dan Mediterania berada di atas 40 Celcius "untuk beberapa hari yang berkepanjangan minggu ini karena gelombang panas meningkat".

"Kita harus memperkirakan atau setidaknya bersiap untuk gelombang panas ekstrem ini berlanjut hingga Agustus," kata Penasihat Panas Ekstrem Senior untuk WMO John Nairn kepada Reuters.

Eropa Selatan bergulat dengan gelombang panas yang memecahkan rekor selama puncak musim turis musim panas, mendorong pihak berwenang untuk memperingatkan peningkatan risiko masalah kesehatan dan bahkan kematian.

Cuaca ekstrem juga telah mengganggu kehidupan jutaan orang Amerika, dengan panas berbahaya yang membentang dari California Selatan hingga Ujung Selatan. Panas terik juga melanda Timur Tengah.

Nairn mengatakan perubahan iklim berarti gelombang panas akan menjadi lebih sering dan menyebar sepanjang musim.

"Kita sedang dalam tren melihat peningkatan suhu global yang akan berkontribusi pada peningkatan intensitas dan frekuensi gelombang panas," kata Nairn.

"Kami mendapat indikasi yang cukup jelas bahwa mereka sudah tumbuh memasuki musim semi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa negara termasuk 27 anggota Uni Eropa berharap semua negara akan setuju pada pembicaraan iklim PBB akhir tahun ini untuk menghentikan konsumsi bahan bakar fosil yang menyebabkan perubahan iklim.

Negara-negara dengan sumber daya minyak dan gas menentang gagasan itu.

"Ada bukti yang sangat kuat bahwa jika kita menghilangkan bahan bakar fosil, kita akan mengurangi kontributor utama dari apa yang kita lihat," kata Nairn.

"Kita tidak bisa mengubahnya dengan tergesa-gesa, tapi kita pasti bisa mengambil tindakan."

REUTERS

Pilihan Editor: Buka Peluang Ekonomi Baru, Aljazair Melamar Keanggotaan BRICS

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Utusan Iklim Cina: Penghapusan Bahan Bakar Fosil Tidak Realistis

5 hari lalu

Para pria berdiri di dekat mobil dekat pembangkit listrik tenaga batu bara di Shanghai, Cina,  21 Oktober 2021. REUTERS/Aly Song
Utusan Iklim Cina: Penghapusan Bahan Bakar Fosil Tidak Realistis

Penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara menyeluruh tidaklah realistis, kata pejabat tinggi iklim Cina.


Pemilu 2024 Kemungkinan Digelar Saat Musim Hujan, KPU Antisipasi Cuaca Ekstrem hingga Bencana Alam

7 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari membetikan keterangan saat penyerahan buku Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan KPU Tahun 2022 di kantor KPU, Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023. Hasil pemeriksaan BPK laporan keuangan KPU dinyatakan wajar tanpa pengecualian. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Pemilu 2024 Kemungkinan Digelar Saat Musim Hujan, KPU Antisipasi Cuaca Ekstrem hingga Bencana Alam

Ketua KPU Hasyim Asyari menyatakan pihaknya telah menyusun langkah antisipasi jika Pemilu 2024 digelar saat musim hujan.


Protes Bahan Bakar Fosil, Aktivis Coret Gerbang Brandenburg di Berlin dengan Cat Semprot

9 hari lalu

Orang-orang berjalan di depan Gerbang Brandenburg setelah aktivis iklim Generasi Terakhir (
Protes Bahan Bakar Fosil, Aktivis Coret Gerbang Brandenburg di Berlin dengan Cat Semprot

Para aktivis iklim di Berlin, Jerman mencoret Gerbang Brandenburg dengan cat semprot dalam protes bahan bakar fosil.


Pekan Iklim di New York, Ribuan Demonstran Desak Pemimpin Dunia Setop Pemakaian BBM

9 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Pekan Iklim di New York, Ribuan Demonstran Desak Pemimpin Dunia Setop Pemakaian BBM

Ribuan demonstran Pekan Iklim di New York, Amerika Serikat mendesak Presiden Joe Biden dan pemimpin dunia lain untuk menghentikan penggunaan BBM


PBB: Korban Jiwa Banjir Libya Harusnya Bisa Dihindari dengan Sistem Peringatan Dini

12 hari lalu

Warga  berjalan di samping rumah-rumah yang rusak pasca badai dahsyat dan hujan deras yang melanda negara itu, di Derna, Libya 13 September 2023. REUTERS/Esam Omran Al-Fetori
PBB: Korban Jiwa Banjir Libya Harusnya Bisa Dihindari dengan Sistem Peringatan Dini

Badan meteorologi di bawah PBB mengatakan korban jiwa banjir Libya sebenarnya bisa dihindari jika ada sistem peringatan dini yang memadai.


Kelompok Lingkungan Hidup Kecam Bank Dunia karena Dukung PLTU Batu Bara Indonesia

13 hari lalu

Asap dan uap mengepul dari PLTU milik Indonesia Power, di samping area Proyek PLTU Jawa 9 dan 10 di Suralaya, Provinsi Banten, Indonesia, 11 Juli 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Kelompok Lingkungan Hidup Kecam Bank Dunia karena Dukung PLTU Batu Bara Indonesia

PLTU Batu Bara disebut berkontribusi terhadap kabut asap di ibu kota Jakarta, yang menduduki puncak daftar kota paling tercemar di dunia pada Agustus.


Hong Kong Lumpuh oleh Banjir Bandang, Mobil-mobil Terendam Air

19 hari lalu

Foto udara jalanan terendam banjir di Hong Kong, Cina, 8 September 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Hong Kong Lumpuh oleh Banjir Bandang, Mobil-mobil Terendam Air

Hong Kong dan Shenzhen mengalami banjir akibat curah hujan yang tinggi. Hong Kong bahkan lumpuh diterpa banjir bandang.


Pelbagai Wilayah Diminta Waspada Cuaca Ekstrem, Puting Beliung hingga Hujan Es

26 hari lalu

Warga berjalan menggunakan payung saat hujan di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Senin, 26 Desember 2022. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi hujan berintensitas sedang, lebat hingga sangat lebat di hampir seluruh wilayah Indonesia selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pelbagai Wilayah Diminta Waspada Cuaca Ekstrem, Puting Beliung hingga Hujan Es

BMKG menyebutkan sejumlah wilayah di Indonesia harus mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir.


Mentan Beberkan 10 Upaya Antisipasi Imbas El Nino terhadap Sektor Pertanian

28 hari lalu

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meninjau lahan pertanian yang akan ditanami padi saat penanaman padi perdana Gerakan Nasional El Nino di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Senin, 7 Agustus 2023. Mentan memastikan kebutuhan beras dalam menghadapi cuaca buruk el nino dalam kondisi aman. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Mentan Beberkan 10 Upaya Antisipasi Imbas El Nino terhadap Sektor Pertanian

Syahrul Yasin Limpo mengatakan El nino berpotensi menyebabkan kekeringan di sekitar 870 ribu hektar lahan petani.


BRIN Kembangan Varietas Padi Tahan Iklim Ekstrem, Toleran Banjir

30 hari lalu

Penari beraksi di sawah Banjar di Licin, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 20 September 2021. Tanaman padi black madras (padi berwarna hitam) yang bermotif penari gandrung itu menjadi destinasi wisata baru dengan konsep persawahan di Banyuwangi. ANTARA/Budi Candra Setya
BRIN Kembangan Varietas Padi Tahan Iklim Ekstrem, Toleran Banjir

BRIN mengembangkan varietas padi yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim ekstrem guna mendukung ketahanan pangan di Indonesia.