TEMPO.CO, Jakarta - Penyelidik Rusia pada Jumat menahan tokoh nasionalis Rusia terkemuka Igor Girkin, yang secara terbuka menuduh Presiden Vladimir Putin dan petinggi militer tidak menjalankan perang di Ukraina dengan keras atau cukup efektif.
Langkah tersebut, yang dilaporkan oleh istrinya, pengacaranya, dan outlet berita RBC, menunjukkan bahwa pihak berwenang telah bosan dengan kritiknya terhadap apa yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" Rusia.
Penangkapan ini terjadi setelah pemberontakan gagal bulan lalu yang dipimpin oleh kritikus blak-blakan lainnya, Yevgeny Prigozhin, bos pasukan tentara bayaran Wagner, yang masih bebas tetapi dengan tajam membatasi serangan verbalnya sendiri.
Girkin, juga dikenal sebagai Igor Strelkov, membantu Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan kemudian mengorganisir milisi pro-Rusia yang menguasai bagian timur Ukraina dari Kyiv.
Dia juga dijatuhi hukuman seumur hidup secara in absentia oleh pengadilan Belanda pada 2022 atas dugaan perannya dalam penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17 di atas Ukraina timur pada tahun 2014, dengan hilangnya 298 penumpang dan awak.
Mantan perwira Dinas Keamanan Federal (FSB) itu dianggap oleh banyak orang sebagai orang yang tidak tersentuh karena latar belakang dan hubungannya dengan pihak berwenang, tetapi menjadi lebih blak-blakan dalam beberapa bulan terakhir.
Girkin mengumumkan pada Mei bahwa dia dan yang lainnya telah mendirikan "Club of Angry Patriots", untuk memasuki politik guna menyelamatkan Rusia dari apa yang dia katakan sebagai bahaya kekacauan akibat kegagalan militer di Ukraina.
Ditanya pada saat itu apakah dia naif untuk berpikir dia dapat meluncurkan gerakan politik tanpa persetujuan Kremlin, dia berkata: "Saya harap Anda tidak menyebut saya orang yang naif."