TEMPO.CO, Jakarta - Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak kehilangan dua kursi parlemen yang penting secara strategis dalam pemilihan Jumat, 21 Juli 2023. Namun mantan PM Boris Johnson tetap mendapat kursi.
Kemenangan tipis Konservatif di kursi Johnson memberi Sunak ruang bernapas untuk mencoba mempersempit keunggulan besar Partai Buruh dalam jajak pendapat dengan bertujuan mengurangi inflasi tinggi dan meredakan krisis biaya hidup sebelum pemilihan umum tahun depan.
Dua anggota Konservatif, Selby dan Ainsty yang sebelumnya aman di Inggris timur laut, tersingkir setelah Partai Buruh mengungguli Konservatif, untuk pertama kalinya dalam pemilihan sela sejak Perang Dunia Kedua.
Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer mengatakan kemenangan itu menunjukkan "betapa kuatnya permintaan akan perubahan".
Konservatif juga mengalami kekalahan telak dalam pemungutan suara lainnya tetapi Johnson kembali mendapat kursi untuk memastikan Sunak menghindari menjadi pemimpin Inggris pertama yang kalah dalam tiga pemilihan sela dalam satu hari dalam lebih dari setengah abad.
Baca juga:
Greg Hands, ketua Partai Konservatif, mengatakan, meski kecewa dengan dua kekalahan tersebut, hasil keseluruhan menunjukkan bahwa "pemilih tidak menyukai Partai Buruh berkuasa dan menjalankan berbagai hal dengan buruk" - merujuk pada keputusan walikota London yang akan memperluas wilayah kendaraan berbayar ke daerah di sekitar ibu kota.
Mantan menteri konservatif David Jones mengatakan kepada Reuters bahwa hasil ini menunjukkan "ada segalanya untuk dimainkan pada pemilihan umum berikutnya".
"Kita sekarang perlu mengedepankan kebijakan ekonomi yang akan memulihkan dukungan di daerah Konservatif tradisional. Dengan waktu hingga 18 bulan sebelum pemilihan, ada waktu untuk melakukannya," katanya.
Sunak, mantan menteri keuangan dan bankir investasi, telah mencoba menggunakan kepemimpinan teknokratisnya untuk memulihkan kredibilitas Konservatif setelah serangkaian skandal tahun lalu memaksa Johnson mengundurkan diri, dan gejolak ekonomi mendorong penggantinya, Liz Truss, berhenti setelah hanya enam minggu.
Dia diperkirakan akan segera merombak menteri seniornya untuk memilih tim menghadapi pemilihan umum berikutnya.
Dengan inflasi yang sangat tinggi, stagnasi ekonomi, kenaikan suku bunga hipotek, kerusuhan industri, dan waktu tunggu yang lama untuk menggunakan layanan kesehatan yang dikelola negara, Partai Konservatif bersiap menghadapi kemungkinan kehilangan tiga kursi.
REUTERS
Pilihan Editor: Dewan HAM PBB Didesak Ambil Tindakan untuk Cegah Eksekusi Petinju Iran