TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Grup Wagner asal Rusia, Yevgeny Prigozhin menyebut pihaknya tidak akan terlibat lagi dalam pertempuran di Ukraina, pasca-pemberontak bulan lalu yang mengguncang Moskow. Tentara bayaran itu kini tengah mempersiapkan diri untuk Afrika.
Video telegram seperti dilansir Reuters pada Rabu, 19 Juli 2023, menampilkan Prigozhin menyambut pasukannya di Belarusia. Di klip itu seorang pria yang suaranya dan bahasa Rusia terdengar seperti Prigozhin, terdengar menyambut anak buahnya. Video itu diposting ulang oleh layanan persnya di Telegram.
"Kamu telah melakukan banyak hal untuk Rusia. Apa yang terjadi di depan adalah aib yang tidak perlu kita libatkan,” kata Prigozhin.
Belarus mengatakan pekan lalu bahwa pejuang Wagner sedang menginstruksikan tentaranya di wilayah militer tenggara Minsk.
Prigozhin mengatakan dalam video bahwa anak buahnya harus berperilaku baik terhadap penduduk setempat dan memerintahkan mereka untuk melatih tentara Belarusia dan mengumpulkan kekuatan mereka untuk "perjalanan baru ke Afrika".
"Kami mungkin akan kembali ke SMO (operasi militer khusus di Ukraina) di beberapa titik, ketika kami yakin bahwa kami tidak akan dipaksa untuk mempermalukan diri kami sendiri," kata Prigozhin.
Rekaman itu adalah bukti video pertama keberadaan Prigozhin sejak malam pemberontakan.
Pemberontakan Wagner yang gagal pada 23-24 Juni telah ditafsirkan oleh Barat sebagai tantangan terhadap pemerintahan Presiden Vladimir Putin. Itu dianggap menggambarkan kelemahan pemimpin Kremlin berusia 70 tahun dan tekanan perang Ukraina terhadap negara Rusia.
Putin awalnya mengatakan dia akan menghancurkan pemberontakan, membandingkannya dengan kekacauan masa perang yang mengantarkan revolusi tahun 1917. Namun beberapa jam kemudian, kesepakatan dicapai untuk memungkinkan Prigozhin dan beberapa pejuangnya pergi ke Belarusia.
Sejak Prigozhin terakhir terlihat meninggalkan kota Rostov Rusia pada 24 Juni, misteri menyelimuti nasibnya setelah dia dianggap sebagai pengkhianat oleh Putin. Juga tidak jelas apa yang akan dilakukan Wagner, yang menurut Prigozhin memiliki 25.000 orang, selanjutnya.
Wagner didirikan oleh Prigozhin dan Dmitry Utkin, mantan perwira pasukan khusus di intelijen militer GRU Rusia. Tujuannya adalah untuk membuat Rusia terlibat dalam perang di negara-negara termasuk Suriah, Libya, dan Mali tanpa identitas resmi.
Pilihan Editor: Grup Wagner Latih Tentara Belarusia Setelah Gagal Memberontak di Rusia
REUTERS