TEMPO.CO, Jakarta - Cina ingin menghentikan kunjungan Wakil Presiden Taiwan William Lai ke Amerika Serikat pada bulan depan. Beijing juga meningkatkan peringatannya terhadap rencana perjalanan itu.
Duta Besar Cina untuk Amerika Serikat Xie Feng mengatakan kepada Forum Keamanan Aspen bahwa "Taiwan adalah Taiwannya Cina.” Cina menginginkan penyatuan kembali yang damai, tetapi "separatis" Taiwan memajukan agenda mereka, dengan mencari dukungan AS.
"Mereka bahkan tidak mengakui bahwa mereka orang Cina. Jadi ini jalan yang sangat berbahaya yang mereka ambil," kata Xie dilansir Reuters pada Kamis, 20 Juli 2023. Langkah provokatif oleh "separatis" Taiwan harus diatasi, ujarnya menambahkan.
"Sekarang prioritas kami adalah menghentikan Lai Ching-te mengunjungi Amerika Serikat, yang seperti badak abu-abu menyerang kami," kata Xie, menggunakan nama Lai dalam bahasa Cina.
Peristiwa "badak abu-abu" mengacu pada ancaman yang sangat jelas namun diabaikan.
Cina telah meningkatkan tekanan militer dan politik selama tiga tahun terakhir untuk mencoba dan memaksa pulau itu menerima klaim kedaulatan Beijing, yang ditolak keras oleh pemerintah di Taipei.
Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen pada bulan Januari. Lai, calon presiden dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, menjadi yang terdepan dalam sebagian besar jajak pendapat.
Lai akan melawat ke Amerika Serikat, di sela perjalanannya ke dan dari Paraguay untuk pelantikan presiden barunya pada 15 Agustus. Rencananya sudah memicu kemarahan dari Beijing yang mengecam Lai sebagai seorang separatis.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan pemerintahnya telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Cina tetapi ditolak. Beijing memandang mereka sebagai separatis. Baik Tsai maupun Lai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.
Diplomat tinggi AS di Taipei mengatakan pada Rabu bahwa tidak ada alasan bagi Cina untuk mengambil tindakan "provokatif" sebagai tanggapan atas persinggahan Lai di Amerika Serikat. Transit seperti rencana Lai dianggap telah lumrah selama bertahun-tahun.
Cina menggelar latihan perang besar-besaran di sekitar Taiwan, setelah Beijing geram dengan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada Agustus 2022. Hal yang sama juga terjadi saat Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR saat ini Kevin McCarthy di Los Angeles pada April lalu, saat dia transit kembali dari kunjungan ke Amerika Tengah.
REUTERS
Pilihan Editor: AS Tangguhkan Dana Federal untuk Lab Wuhan