TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut sejumlah sirup obat batuk dan pilek yang dijual di Kamerun dengan merek Naturcold mengandung bahan beracun tingkat tinggi. Ini merupakan fenomena baru, dari serangkaian peringatan tentang sirup obat batuk yang terkontaminasi.
Label kemasan pada sirup menunjukkan bahwa itu diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama Fraken International asal Inggris. Tetapi, WHO mengutip regulator kesehatan Inggris mengatakan tidak ada perusahaan seperti itu di negara tersebut.
"Penyelidikan masih dilakukan untuk menentukan asal produk tersebut," kata WHO pada Rabu, 19 Juli 2023.
Juru bicara WHO mengatakan kepada Reuters bahwa sirup tersebut mungkin dijual di negara lain serta Kamerun. Kejadian di Kamerun dianggap perlu menjadi peringatan global, menyerukan pengawasan lebih lanjut.
Pada 2022, lebih dari 300 anak - terutama berusia di bawah lima tahun - di Gambia, Indonesia, dan Uzbekistan meninggal karena gagal ginjal akut. Kematian terkait dengan produk serupa dibuat oleh produsen lain. WHO mengatakan ancaman itu sedang berlangsung.
Peringatan di Kamerun mengikuti regulator kesehatan negara itu mengatakan pada April bahwa pihaknya sedang menyelidiki kematian enam anak yang terkait dengan Naturcold. WHO mendukung langkah pihak berwenang di sana.
Menurut WHO, batas yang dapat diterima untuk dietilen glikol, kontaminan yang ditemukan dalam sirup, tidak lebih dari 0,1 persen. Tetapi, batch Naturcold memiliki sirup yang mengandung zat tersebut sebanyak 28,6 persen.
Pakar manufaktur farmasi, seperti dikutip Reuters menyebut, pelaku kerap mengganti propilen glikol, bahan yang digunakan dalam sirup, dengan alternatif yang lebih murah tetapi beracun seperti etilen glikol dan dietilen glikol.
Kontaminan dapat menyebabkan sakit perut, muntah, diare, perubahan kondisi mental dan gagal ginjal akut, di antara gejala lainnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
REUTERS
Pilihan Editor: Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang