TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Perdana Menteri Israel Yair Lapid telah memperingatkan bahwa hubungan negaranya dengan Amerika Serikat sangat memburuk di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu. Dia menyatakan bahwa Washington tidak lagi menjadi sekutu terdekat.
Komentar Lapid diungkapkan pada hari Senin di pertemuan faksi partai oposisi Yesh Atid, menurut Times of Israel. Dia berargumen bahwa pemerintahan Netanyahu menghancurkan aliansi dengan AS dengan mencoba meloloskan reformasi peradilan yang kontroversial.
“Pemerintah Israel menjadikan kita ke dalam krisis ini, membuat perubahan terbesar dan paling dramatis pada rezim dalam sejarah tanpa mengadakan satu diskusi pun, bahkan tidak satu pun, tentang konsekuensi ekonomi, keamanan, sosial dan politik dari langkah tersebut,” kata Lapid. Dalam wawancara berita Channel 12, dia berargumen bahwa negara sedang "terbelah dua."
“Orang Amerika mengatakan mereka tidak memiliki nilai yang sama dengan pemerintah ini. Itu mempengaruhi setiap aspek hubungan AS-Israel, perhatian mereka dan kesediaan mereka untuk meninggalkan zona nyaman demi kepentingan Israel. Mereka tidak akan melakukannya untuk pemerintahan paling ekstrem dalam sejarah negara itu,” kata Lapid. Ia menggambarkan hubungan dengan AS berada pada titik terendah dalam sejarah.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Maret lalu bahwa dia "sangat prihatin" tentang demokrasi Israel di tengah protes berbulan-bulan atas usulan perombakan peradilan. "Saya khawatir mereka meluruskan ini," katanya saat itu. "Mereka tidak bisa melanjutkan jalan ini."
Netanyahu menanggapi dengan mengatakan Israel adalah negara berdaulat dan membuat keputusan atas kehendak rakyatnya, tidak berdasarkan tekanan dari luar negeri. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengatakan Biden perlu memahami bahwa Israel tidak lagi menjadi bintang di bendera AS. "Kami adalah negara demokrasi, dan saya berharap presiden AS memahami itu," katanya.
Baru-baru ini, pemerintahan Biden mengkritik persetujuan Yerusalem Barat untuk pemukiman khusus Yahudi di Tepi Barat yang diduduki. Awal bulan ini, Biden mengecam kabinet pemerintah Israel sebagai ekstrim dan bagian dari masalah dalam konflik Palestina.
Namun pada Senin, Biden mengundang Netanyahu untuk mengunjungi Gedung Putih di akhir tahun ini. Netanyahu menghabiskan 12 tahun sebagai perdana menteri Israel sebelum koalisi yang dipimpin oleh Lapid menggulingkannya dari kekuasaan pada Juni 2021. Dia kembali menjabat setelah memenangkan pemilu Desember 2022.
RT | TIMES OF ISRAEL
Pilihan Editor: Korea Utara Tahan Warga Negara AS Gara-gara Lintasi Garis Perbatasan