TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan kesempatan kepada tentara bayaran Wagner untuk terus bertempur dalam pertemuan hanya beberapa hari setelah pemberontakan yang gagal. Namun dengan syarat, Yevgeny Prigozhin harus melepas posisi sebagai komandan, kata surat kabar Kommersant.
Putin awalnya mengatakan dia akan menghancurkan pemberontakan 23-24 Juni, membandingkannya dengan kekacauan masa perang yang mengantarkan revolusi tahun 1917. Tetapi beberapa jam kemudian, kesepakatan dicapai untuk memungkinkan Prigozhin dan pasukannya menyingkir ke Belarusia.
Nasib kesepakatan itu serta masa depan Wagner, salah satu pasukan tentara bayaran paling tangguh di dunia, dan Prigozhin, mantan narapidana yang kemudian dikenal sebagai "koki Putin" dan tentara bayaran Rusia paling kuat, sejauh belum jelas.
Kremlin mengatakan pada Senin, 10 Juli 2023, bahwa Putin mengadakan pembicaraan dengan komandan Wagner dan Prigozhin pada pertemuan pada 29 Juni, lima hari setelah pemberontakan. Wagner, kata Kremlin, menegaskan kembali kesetiaan mereka kepada Putin.
Tapi Kommersant, salah satu surat kabar top Rusia, menerbitkan pernyataan Putin kepada koresponden Kremlin paling berpengalaman, Andrei Kolesnikov, yang menyatakan masa depan Prigozhin dan Wagner diragukan.
“Tapi Wagner tidak ada,” kata Putin kepada Kommersant ketika ditanya apakah itu akan dipertahankan sebagai unit tempur. "Tidak ada undang-undang tentang organisasi militer swasta. Itu tidak ada."
Ditanya tentang pernyataan Putin, Kremlin mengatakan pada hari Jumat bahwa tidak ada badan hukum bernama Wagner dan status hukum perusahaan semacam itu rumit yang perlu dipertimbangkan.
Putin kemudian menceritakan perincian tentang pertemuan di Kremlin pada 29 Juni dengan 35 komandan Wagner di mana dia menyarankan beberapa opsi bagi mereka untuk melanjutkan pertempuran, termasuk bahwa tokoh senior Wagner yang dikenal dengan nom de guerre "Sedoi" - atau "rambut abu-abu" - mengambil alih pimpinan.
"Sedoi" adalah nama panggilan Andrei Troshev, seorang komandan senior Wagner, menurut dokumen sanksi Uni Eropa, dokumen resmi Prancis, sumber yang mengetahui masalah tersebut dan laporan media Rusia.
Seorang veteran perang Rusia yang sangat dihormati di Afghanistan dan Chechnya itu, berasal dari St Petersburg, kota asal Putin, dan pernah difoto bersama presiden.
"Mereka semua bisa saja berkumpul di satu tempat dan terus mengabdi," kata Putin Kommersant mengutip perkataan Putin. "Dan tidak akan ada yang berubah bagi mereka. Mereka akan dipimpin oleh orang yang sama yang telah menjadi komandan mereka yang sebenarnya selama ini."
Putin mengatakan bahwa banyak komandan menganggukkan kepala atas sarannya, tetapi Prigozhin, yang duduk di depan, tidak melihat ini, kata Kommersant.
"'Tidak, anak-anak tidak akan setuju dengan keputusan seperti itu'," kata Putin mengutip Prigozhin.
Pernyataan itu tidak muncul dalam transkrip komentar resmi Kremlin yang dibuat Putin kepada Kolesnikov dan seorang reporter televisi pemerintah pada hari Kamis. Prigozhin tidak membalas permintaan komentar.
Candaan Biden
Prigozhin tidak terlihat di depan umum sejak meninggalkan kota Rostov di Rusia selatan pada 24 Juni 2023.
Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis mengatakan Amerika Serikat tidak yakin di mana Prigozhin berada tetapi dengan bercanda, ia menyebut bahwa kepala tentara bayaran itu bisa saja diracun.
"Jika saya jadi dia, saya akan berhati-hati dengan apa yang saya makan. Saya akan memperhatikan menu saya," kata Biden, menurut transkrip Gedung Putih.
"Tapi semua bercanda ... Saya rasa tidak ada di antara kita yang tahu pasti seperti apa masa depan Prigozhin di Rusia."
Wagner membantu Rusia mencaplok Krimea pada 2014, memerangi militan Negara Islam di Suriah, beroperasi di Republik Afrika Tengah dan Mali, dan merebut kota Bakhmut, Ukraina, untuk Rusia awal tahun ini dengan kerugian yang cukup besar di kedua sisi.
Selama berbulan-bulan sebelum pemberontakan, Prigozhin secara terbuka menghina orang-orang militer paling senior, menggunakan berbagai umpatan kasar dan bahasa gaul penjara.
Dia bersikeras tindakannya pada 23-24 Juni hanya ditujukan untuk menyelesaikan masalah dengan petinggi militer yang katanya kalah dalam perang di Ukraina. Dia mengatakan dia tidak menantang Putin atau negara Rusia.
REUTERS
Pilihan Editor Pita Limjaroenrat Bertekat Kekang Senat Thailand, Dipilih untuk Lindung Para Jenderal