Bukan Proksi Kekuatan Besar
Selain soal Myanmar, pertemuan ASEAN pada Selasa-Rabu, mencakup soal diskusi penguatan kelembagaan HAM regional hingga komitmen SEANWFZ atau kawasan zona bebas nuklir. Pada Kamis, pertemuan menteri ASEAN-plus-tiga dengan Jepang, Korea Selatan dan Cina akan berlangsung menjelang Forum Regional ASEAN dan rapat menteri luar negeri Asia Timur dari 18 negara pada Jumat.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dikonfirmasi akan menghadiri pertemuan terakhir. Ini akan menempatkannya di ruangan yang sama dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken setelah pertemuan singkat pada Maret di tengah invasi Moskow ke Ukraina yang berlanjut.
Cina akan diwakili oleh diplomat top Wang Yi, bukan Menteri Luar Negeri Qin Gang. Reuters menyebut Qin ada kendala kesehatan dan sudah dua pekan lebih tidak tampil di publik.
Blinken akan berusaha untuk "menekan kembali" tindakan Beijing di Laut Cina Selatan yang penuh sengketa, kata staf kementerian luar negeri AS untuk Asia Timur Daniel Kritenbrink kepada wartawan, Jumat.
Cina telah membuat klaim besar-besaran di jalur air strategis itu. Anggota ASEAN seperti Filipina menuntut kebebasan navigasi tanpa hambatan dan bahwa klaim teritorial mereka sendiri harus dihormati.
Dalam pembukaan pertemuan rapat kemarin, Retno Marsudi tidak menyinggung langsung soal Myanmar. Dia menekankan perlunya ASEAN untuk bersatu.
Menteri Retno meyakini ASEAN dapat mengarungi dinamika regional dan global serta terus menanamkan paradigma kolaborasi. “Kita perlu mengirimkan pesan yang jelas bahwa ASEAN tidak akan pernah menjadi proksi dalam persaingan kekuatan besar,” katanya saat pembukaan pertemuan di Jakarta.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Demo Menentang RUU Mahkamah Agung Israel Meluas, Netanyahu Ngotot