TEMPO.CO, Jakarta -Mesir akan menjadi tuan rumah dalam puncak pertemuan negara tetangga Sudan pada Kamis 13 Juli. Pertemuan ini untuk membahas cara mengakhiri konflik yang sudah memasuki 12 minggu antara faksi-faksi militer Sudan dan memicu krisis kemanusiaan terbesar di kawasan itu.
KTT di Kairo pada Kamis bertujuan untuk "mengembangkan mekanisme yang efektif" dengan negara-negara tetangga untuk menyelesaikan konflik secara damai, dalam koordinasi dengan upaya regional atau internasional lainnya, kata kepresidenan Mesir dalam sebuah pernyataan pada Senin 10 Juli 2023.
Sementara itu, delegasi Sudan, termasuk dari partai sipil yang berbagi kekuasaan dengan tentara dan RSF setelah penggulingan mantan presiden Omar al-Bashir empat tahun lalu, diperkirakan akan bertemu pada Senin di ibu kota Ethiopia Addis Ababa untuk pembicaraan penjajakan
Upaya diplomatik untuk menghentikan pertempuran antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sejauh ini terbukti tidak efektif. Inisiatif yang berbeda menciptakan kebingungan tentang bagaimana pihak yang bertikai dapat dibawa untuk bernegosiasi.
Mesir, yang dipandang sebagai sekutu asing terpenting tentara Sudan, maupun Uni Emirat Arab, yang memiliki hubungan dekat dengan RSF, tidak memainkan peran publik yang menonjol.
Kedua negara juga tidak terlibat dalam pembicaraan di Jeddah yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi yang ditunda bulan lalu setelah gagal mengamankan gencatan senjata yang langgeng.
Dua tetangga terbesar Sudan, Mesir dan Ethiopia, telah berselisih dalam beberapa tahun terakhir atas pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air besar di Nil Biru Ethiopia, dekat perbatasan dengan Sudan.
Para pemimpin mantan kelompok pemberontak dari Darfur yang menandatangani kesepakatan damai sebagian pada 2020 diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Chad untuk melakukan pembicaraan, meskipun waktu pembicaraan tidak jelas dan perjalanan masuk dan keluar dari Sudan tetap rumit karena konflik tersebut.