TEMPO.CO, Jakarta - Petugas penegak hukum Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi pada Rabu, 5 Juli 2023 bahwa kokain ditemukan di Gedung Putih selama akhir pekan. Menurut politico.com, seorang pejabat anonim mengklaim bahwa pelaku atau sumber obat terlarang itu akan sangat sulit diungkap karena lokasi penemuannya, Sayap Barat, adalah wilayah yang banyak terjadi lalu-lalang.
Sejumlah kecil kokain tepatnya ditemukan di area tertutup untuk menyimpan barang elektronik di pintu masuk ruang bawah tanah West Exec menuju Sayap Barat. Banyak orang memiliki akses resmi ke situ, termasuk staf atau pengunjung tur yang datang. Kalaupun ada kamera pengintai, pelaku kokain tidak akan terdeteksi kecuali ia dengan sengaja melambaikan tangannya. “Orang-orang melewati lokasi itu sepanjang waktu,” ungkap si pejabat lebih lanjut.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengonfirmasi bahwa kokain memang ditemukan di daerah yang sering dilalui oleh staf dan pengunjung. Ia kemudian menekankan, Presiden AS Joe Biden dan keluarga meninggalkan Washington pada Jumat, 30 Juni dan kembali pada Selasa, 4 Juli, bertepatan dengan acara Hari Kemerdekaan AS di Gedung Putih.
Jean-Pierre pun menolak untuk memberi detail situasi terkini dan mengalihkan para wartawan ke Secret Service (badan penegakan hukum federal di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri) yang memimpin penyelidikan kokain Gedung Putih dengan bantuan FBI. “Biarkan Secret Service melakukan tugasnya. Kami yakin mereka bisa menyelesaikan kasus ini,” kata Jean-Pierre.
Sebagai informasi, seorang petugas Secret Service menemukan kokain tersebut pada Minggu malam, 2 Juli sekitar pukul 6 sore waktu setempat. Karena ia tidak mengetahui substansi apa itu, status keamanan Gedung Putih langsung ditingkatkan. Departemen Pemadam Kebakaran D.C. pun datang dan memastikan bahan tersebut tidak berbahaya. Kokain lalu dikirim ke laboratorium pusat untuk pengujian tambahan.
Pilihan editor: Soal Temuan Kokain, Gedung Putih: Kami akan Mengambil Tindakan Apapun
SYAHDI MUHARRAM