TEMPO.CO, Jakarta - Televisi milik pemerintah Rusia meluncurkan serangan sengit terhadap Yevgeny Prigozhin, Ketua tentara bayaran Grup Wagner yang memimpin pemberontakan bulan lalu. Penyelidikan terhadapnya disebut masih terus dilakukan.
Program ‘60 Minutes’ yang disiarkan pada Rabu malam di saluran TV negara bagian Rossiya-1, menayangkan apa yang disebut sebagai cuplikan rekaman eksklusif selama penggerebekan kantor Prigozhin di St Petersburg. Reuters mengutip salah satu perkebunannya di wilayah itu juga diperlihatkan.
Pembawa acara program itu, yakni anggota parlemen Yevgeny Popov, menyebut Prigozhin sebagai pengkhianat. Rekaman tersebut disajikan oleh tamu undangan khusus, jurnalis Eduard Petrov, sebagai bukti masa lalu kriminal Prigozhin dan kemunafikannya dalam menyerukan korupsi di angkatan bersenjata.
Rekaman itu menunjukkan kotak-kotak penuh dengan uang rubel di kantornya dan bundelan dolar di kediaman mewahnya bersama dengan apa yang disebut helikopter pribadinya, gudang senjata, koleksi rambut palsu, ruang perawatan medis lengkap, dan koleksi obat-obatan.
Ada juga palu godam, yang diduga digunakan Wagner untuk memukuli pengkhianat sampai mati dalam video yang muncul secara online.
Prigozhin menguasai kota Rusia selatan Rostov-on-Don pada 24 Juni 2023. Ia merebut pusat komando tempat Rusia mengoordinasikan perangnya di Ukraina. Pemimpin Wagner itu juga mengirim satu barisan pejuang menuju Moskow sebelum mundur usai mencapai kesepakatan dengan Kremlin.
Pemberontakannya menjadi ancaman terbesar bagi Presiden Rusia Vladimir Putin sejak pemimpin Rusia itu berkuasa lebih dari dua dekade lalu. Ia telah memaksa Kremlin untuk melakukan latihan pembatasan kerusakan yang menekankan kesetiaan angkatan bersenjata dan kesatuan warga sipil dalam menghadapi pengkhianatan.
"Tidak ada yang berencana untuk menutup kasus ini. Penyelidikan sedang berlangsung," kata Eduard Petrov. Menurutnya para penyelidik telah menyimpulkan bahwa video yang digunakan Prigozhin sebagai dalih untuk memulai pemberontakan yang menunjukkan dugaan serangan Rusia di kamp tentara bayaran adalah palsu. Gambar agen penegak hukum Rusia bersenjata memasuki kantor Prigozhin ditampilkan di program kemarin.
"Saya menganggap bahwa penciptaan citra Yevgeny Prigozhin sebagai pahlawan rakyat semuanya dilakukan oleh media yang diumpankan oleh Yevgeny Prigozhin," kata Petrov, mengacu pada media yang dibiayai oleh Prigozhin. "Setelah gagal, mereka segera menutup dan melarikan diri."
Petrov mengatakan uang tunai senilai 600 juta rubel ($6,58 juta) telah ditemukan di properti Prigozhin. Menurut Prigozhin Wagner hanya berurusan dengan uang tunai, yang digunakan untuk membayar biaya. Putin mengatakan negara membiayai Wagner.
Program tersebut memperlihatkan pula apa yang dikatakan sebagai beberapa paspor yang digunakan Prigozhin dengan nama-nama yang berbeda. "Orang normal tidak bisa memiliki begitu banyak paspor. Mengapa orang ini memiliki kekuatan aneh seperti pemimpin serius dari suatu kelompok kriminal," kata Petrov.
Di bawah perjanjian yang mengakhiri pemberontakan, Prigozhin, dimaksudkan untuk pindah ke negara tetangga Belarusia. Sebagai gantinya, tuntutan pidana terhadapnya dimaksudkan untuk dibatalkan. Target Wagner dalam pemberontakan adalah untuk menggulingkan menteri pertahanan dan kepala Staf Umum atas apa yang dia anggap sebagai penuntutan perang yang tidak kompeten.
REUTERS
Pilihan Editor: Muasal Grup Wagner, Korps Tentara Bayaran Rusia yang Sempat Melancarkan Pemberontakan Kecil
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.