TEMPO.CO, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan Turki tetap bertahan pada prinsipnya untuk menentang lamaran keanggotaan Swedia di pakta pertahanan militer Barat atau NATO. Kecuali, jika negara nordik itu mau memenuhi syarat yakni berhenti melindungi kelompok yang dianggap Ankara sebagai teroris.
"Setiap orang harus mengakui bahwa mereka tidak dapat menjalin persahabatan dengan Turki dengan membiarkan teroris berdemonstrasi di lapangan paling sentral di kota mereka," kata Erdogan setelah rapat kabinet pada Senin, 3 Juli 2023.
Swedia dan Finlandia mengajukan lamaran untuk menjadi anggota NATO tahun lalu. Permohonan keanggotaan harus disetujui oleh semua anggota NATO, tetapi Turki dan Hungaria belum menyetujui tawaran Swedia. Kedua negara di Eropa utara itu rela melangkahi kebijakan non-blok militer yang telah lama dipegang setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Turki telah berulang kali mengatakan Swedia perlu mengambil langkah tambahan terhadap pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan anggota jaringan yang dianggap bertanggung jawab oleh Ankara atas upaya kudeta 2016. Turki memperlakukan kedua kelompok itu sebagai organisasi teroris.
Erdogan dalam pidatonya kemarin, mengharapkan Swedia berhenti melindungi anggota kedua kelompok. Dalam beberapa bulan terakhir, pengunjuk rasa di Stockholm mengibarkan bendera yang menunjukkan dukungan untuk PKK, yang juga dianggap sebagai kelompok teroris oleh sekutu Barat Turki, termasuk Swedia.
Swedia mengatakan telah menegakkan bagiannya dari kesepakatan yang dicapai dengan Turki di Madrid tahun lalu. Isi perjanjian itu bertujuan untuk mengatasi masalah keamanan Ankara, termasuk mengeluarkan undang-undang anti-terorisme baru bulan ini. Tetapi Turki mengatakan perubahan undang-undang Swedia "tidak berarti", saat pendukung PKK mengadakan protes di negara itu.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada bulan lalu mengatakan Swedia dan Turki akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Brussel ihwal kemungkinan aksesi Swedia ke NATO. Langkah itu tepatnya dilakukan sebelum pertemuan puncak aliansi di Vilnius bulan ini.
Demonstrasi di Stockholm pada pekan lalu atau saat hari pertama liburan Idul Adha, termasuk aksi pembakaran Alquran, semakin membuat marah Turki.
REUTERS
Pilihan Editor: Captain America Chris Evans Tutup Akun Medsos Sementara, Takut Kecanduan?