TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian dalam negeri melaporkan kerusuhan di seluruh Prancis berkurang dalam semalam. Puluhan ribu polisi Prancis dikerahkan di kota-kota di seluruh negeri menyusul pemakaman remaja yang ditembak oleh polisi menyulut keributan nasional.
719 orang ditangkap pada Sabtu malam, 1 Juli 2023, menurut data kementerian. Jumlah itu lebih sedikit dari 1.311 malam sebelumnya, serta 875 pada Kamis malam.
Titik nyala terbesar semalam adalah Kota Marseille. Di wilayah itu polisi menembakkan gas air mata dan bertempur di jalanan dengan pemuda di sekitar pusat kota hingga larut malam.
Pemerintah mengerahkan 45.000 polisi ke jalan-jalan untuk mencoba menutup potensi masalah menyusul pemakaman Nahel, seorang anak berusia 17 tahun dari orang tua Aljazair dan Maroko.
Nahel,17 tahun, ditembak oleh seorang petugas polisi saat berhenti lalu lintas pada Selasa di jalan. Pinggiran Paris, Nanterre.
Kemarahan publik mencuat setelah video penembakan itu viral di media sosial, dan membantah narasi kepolisian yang menyebut korban berbahaya.
Sejak itu, para perusuh telah membakar mobil dan angkutan umum serta menjarah toko. Demonstran juga menargetkan balai kota, kantor polisi, dan sekolah - bangunan yang mewakili negara Prancis.
Cina, bersama dengan beberapa negara Barat, telah memperingatkan warganya untuk waspada atas kerusuhan. Ini diyakini dapat menimbulkan tantangan signifikan bagi Prancis di puncak musim turis pada musim panas jika terjadi di pusat kota.
Konsulat Jenderal Cina mengajukan pengaduan resmi ke Prancis setelah sebuah bus yang membawa rombongan wisata Cina mengalami kaca pecah pada Kamis. Insiden itu menyebabkan luka ringan, kata Kantor Urusan Konsuler China pada Minggu.