TEMPO.CO, Jakarta - Utusan khusus Amerika Serikat untuk Iran, Robert Malley, tengah diskors dan izin keamanannya ditangguhkan. Hal ini menurut seorang pejabat AS pada Kamis karena Malley tengah mengalami peninjauan atas tuduhan bahwa dia mungkin telah salah menangani informasi rahasia.
Malley, yang telah memimpin upaya pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dan menyelesaikan masalah terkait penahanan orang Amerika di Iran, sementara itu ditempatkan pada cuti tanpa dibayar, lapor CNN.
"Saya telah diberitahu bahwa izin keamanan saya sedang ditinjau. Saya belum diberikan informasi lebih lanjut, tetapi saya berharap penyelidikan dapat diselesaikan dengan baik dan segera," kata Malley membenarkan laporan di media lokal.
Dua pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan Biro Keamanan Diplomatik memimpin penyelidikan, yang berkisar pada penanganan dokumen rahasia oleh Malley. Para pejabat mengatakan mereka mengetahui perubahan status Malley dari cuti berbayar menjadi tidak dibayar pada Kamis, tak lama setelah pertanyaan tentang statusnya diajukan pada pengarahan sore rutin Departemen Luar Negeri.
Para pejabat berbicara dengan syarat anonimitas.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan Kamis pagi bahwa Malley secara resmi tetap di jabatannya tetapi sedang cuti. Saat ini wakilnya, Abram Paley, memimpin portofolio Iran sebagai penjabat utusan khusus.
Masih belum jelas kapan cuti Malley dimulai.
Keberadaan Malley telah menimbulkan pertanyaan sejak dia melewatkan pengarahan Kongres yang tetutup tentang Iran pada 16 Mei lalu. Pada saat itu, pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Malley sedang "cuti pribadi diperpanjang" dan menyatakan bahwa ketidakhadirannya mungkin terkait dengan masalah kesehatan keluarga.
Sebagai teman dekat menteri luar negeri Antony Blinken, Malley diangkat segera setelah presiden AS Joe Biden menjabat pada 2021. Dia telah ditugaskan untuk mencoba menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, setelah keputusan presiden Donald Trump pada 2018 untuk mengabaikan kesepakatan tersebut dan menerapkan kembali sanksi AS terhadap Teheran.
Di bawah Trump, Malley bekerja untuk International Crisis Group di mana ia bertemu beberapa kali dengan pejabat Iran dan Palestina yang dengannya pejabat AS dilarang melakukan kontak.
Dia membantu menyusun kesepakatan nuklir 2015 dan, di awal karirnya, sangat terlibat dalam upaya mantan presiden Bill Clinton pada 2000 yang gagal untuk menengahi perdamaian Israel-Palestina.
Selama pemerintahan Obama, Malley menjabat sebagai pembantu Dewan Keamanan Nasional dan terlibat erat dalam negosiasi kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.
Setelah gagal menghidupkan kembali kesepakatan itu AS telah mengadakan pembicaraan dengan Iran untuk mencoba meredakan ketegangan dengan membuat langkah-langkah yang dapat membatasi program nuklir Iran, membebaskan beberapa warga AS yang ditahan dan mencairkan beberapa aset Iran di luar negeri, kata pejabat Iran dan Barat sebelumnya pada bulan ini.
Pilihan Editor: Iran dan Amerika Serikat Siap Gelar Perundingan Nuklir Langsung
REUTERS