TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Honduras mengumumkan jam malam pada Minggu, 25 Juni 2023, di dua kota utara setelah 22 orang ditembak mati semalam dalam perang antar-geng di tengah meningkatnya kekerasan di negara itu.
Sebuah kelompok bersenjata berat melepaskan tembakan pada Sabtu malam di sebuah aula biliar di kota manufaktur Choloma di utara, menewaskan 11 orang dan melukai tiga lainnya, kata juru bicara polisi Edgardo Barahona kepada Reuters.
Sebuah sumber resmi yang tidak berwenang berbicara kepada media mengatakan kepada Reuters bahwa setidaknya ada 11 pembunuhan lainnya pada Sabtu dalam episode terpisah di seluruh zona Valle de Sula utara, termasuk di kota industri San Pedro Sulay.
Presiden Xiomara Castro mengumumkan melalui Twitter jam malam selama 15 hari di Choloma antara pukul 21.00 dan 04.00, efektif segera, dan satu lagi di San Pedro Sula, efektif 4 Juli.
"Beberapa operasi, penggerebekan, penangkapan, dan pos pemeriksaan dimulai," kata Castro.
Telah ada sebagian keadaan darurat di beberapa bagian Honduras sejak Desember dalam upaya untuk menghadapi geng kekerasan dan perang wilayah.
Menteri Keamanan Gustavo Sanchez mengumumkan Minggu malam bahwa pemerintah akan mengirimkan proposal ke Kongres untuk "mengklasifikasikan anggota geng sebagai teroris" dalam beberapa hari mendatang.
Menteri, berbicara pada konferensi pers, menambahkan bahwa 1.000 polisi dan militer tambahan sedang dikirim ke Lembah Sula, di mana Choloma dan San Pedro Sul berada.
Pemerintah juga menawarkan hadiah uang tunai sebesar 800.000 Lempiras (Rp490 juta) untuk membantu mengidentifikasi dan menangkap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan di Choloma, kata presiden.
Serangan selama akhir pekan menyusul insiden mematikan awal pekan ini di sebuah penjara wanita di dekat ibu kota Tegucigalpa yang menewaskan 46 orang di tengah pembobolan yang dilaporkan oleh anggota geng.
REUTERS
Pilihan Editor Antony Blinken: Gejolak Rusia Menunjukkan 'Retak' dalam Kekuasaan Putin