TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Laut AS telah mendeteksi adanya ledakan pada hari Minggu, di lokasi tempat hilangnya kapal selam Titan, kapal wisata Titanic yang mengangkut lima penumpang tersebut. Informasi yang belum dipastikan kebenarannya itu segera dibagikan dengan Penjaga Pantai AS. Keputusan pun dibuat untuk melanjutkan misi pencarian dan menyelamatkan penumpang kapal.
Penjaga Pantai mengatakan pada Kamis bahwa lima awak kapal selam Titan dinyatakan meninggal karena ledakan dahsyat. Petugas telah memeriksa puing-puing yang ditemukan di bawah air oleh kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh. Puing-puing itu ditemukan 1.600 kaki (488 meter) dari bangkai kapal Titanic yang tenggelam satu abad silam.
"Kami segera memberi tahu keluarga," kata Laksamana Muda John Mauger pada briefing di Boston. "Atas nama Penjaga Pantai AS dan seluruh komando terpadu, saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya."
Kerucut hidung kapal ditemukan Kamis pagi oleh ROV dari kapal Horizon Arktik. Puing-puing lainnya, termasuk bagian dari lambung kapal, ditemukan tak lama setelah itu, menurut Penjaga Pantai.
Komando terpadu tidak mmemiliki perkiraan kapan operasi pencarian di dasar laut akan berakhir, menurut Mauger. Dia menambahkan bahwa tim akan terus mengumpulkan informasi untuk menentukan penyebab ledakan tersebut.
Kisah kapal Titan yang hilang menyita perhatian internasional. Tim penyelamat berlomba dengan waktu, khawatir bahwa perkiraan pasokan oksigen Titan selama 96 jam berkurang setelah kehilangan kontak dengan kapal penelitian Kanada Polar Prince pada 18 Juni 2023.
Penjaga Pantai AS awal pekan ini mengatakan suara tak dikenal terdeteksi selama pencarian, tetapi suara tersebut tidak terkait dengan kapal yang hilang. Sistem deteksi akustik elit Angkatan Laut AS menangkap suara ledakan dari dekat lokasi puing hanya beberapa jam setelah kapal selam dikerahkan, menurut laporan Wall Street Journal melaporkan pada Kamis, yang mengutip pernyataan dari seorang pejabat pertahanan AS.
Penumpang kapal wisata Titanis itu adalah Hamish Harding, 58, dari Inggris, pendiri perusahaan investasi Action Group dan seorang petualang yang rajin; Pakar maritim Prancis Paul-Henry Nargeolet, 77; Stockton Rush, 61, kepala eksekutif OceanGate Inc. yang berbasis di Everett, Washington, yang menjalankan ekspedisi; dan Shahzada Dawood, 48, dan Suleman Dawood, 19, ayah dan anak dari salah satu keluarga terpandang di Pakistan.
"Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan yang berbeda, dan hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan dunia," kata OceanGate dalam sebuah pernyataan. "Hati kami bersama kelima jiwa ini dan setiap anggota keluarga mereka selama masa tragis ini. Kami berduka atas hilangnya nyawa dan kegembiraan yang mereka bawa ke semua orang yang mereka kenal."
Titan, kapal sepanjang 6,7 meter yang terbuat dari serat karbon dan titanium, dirancang untuk membawa seorang pilot dan empat awak ke kedalaman maksimum 4.000 meter (13.120 kaki). Menurut situs web OceanGate, sistem onboard mampu melacak kesehatan awak dan memberikan deteksi peringatan dini bagi pilot dengan waktu yang cukup untuk menghentikan pendaratan dan kembali ke permukaan dengan aman.
Namun nasib berkata lain. Kapal selam Titan diperkirakan meledak dengan dahsyat tak lama setelah menyelam di dalam laut. Tidak ada pesan yang diterima setelah Titan putus kontak hanya sekitar 1 jam 45 menit setelah mulai menyelam menuju bangkai kapal Titanic, yang tenggelam pada 1912 dalam pelayaran trans-Atlantik pertamanya.
NDTV | REUTERS
Pilihan Editor: Intel Inggris: Rusia Latih Lumba-lumba Tempur di Krimea dalam Perang Ukraina