TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat tawuran antargeng di sebuah penjara wanita di Honduras naik menjadi 46 orang, kata seorang juru bicara pemerintah pada Rabu, 21 Juni 2023, ketika para kerabat mengantre di kamar mayat umum ibu kota untuk mendapatkan informasi tentang anggota keluarga yang dipenjara.
Jumlah korban bertambah karena pihak berwenang mengidentifikasi lebih banyak jenazah tahanan, banyak di antaranya "dihanguskan atau direduksi" menjadi abu, menurut Yuri Mora, juru bicara kantor kejaksaan.
Insiden kekerasan Selasa di penjara 900 wanita 20 kilometer dari ibu kota Tegucigalpa telah direncanakan oleh anggota geng dengan sepengetahuan penjaga, kata Presiden Honduras Xiomara Castro di Twitter.
Bentrokan itu terjadi ketika anggota bersenjata geng Barrio 18 menahan penjaga dan menyerang anggota saingannya Mara Salvatrucha (MS-13), kata juru bicara polisi Miguel Martinez di televisi lokal.
Geng-geng, yang sama-sama berakar di Los Angeles, telah lama berperang untuk menguasai industri perdagangan narkoba dan pemerasan, dengan konflik berdarah menjadikan Amerika Tengah salah satu wilayah paling berbahaya di dunia.
Kerusuhan itu kemungkinan sebagai reaksi terhadap tindakan keras pemerintah dalam beberapa bulan terakhir terhadap korupsi di dalam penjara, kata Julissa Villanueva, kepala sistem pemasyarakatan, Selasa, menggambarkan kerusuhan itu sebagai "serangan teroris".
Sejak Desember, pemerintah Honduras telah menerapkan keadaan pengecualian, mengikuti model yang diterapkan oleh tetangganya El Salvador, yang menangguhkan beberapa hak konstitusional dan mengizinkan pasukan keamanan untuk menahan orang yang mereka anggap terkait dengan kejahatan.
REUTERS
Pilihan Editor: Persediaan Oksigen di Kapal Penjelajah Titanic Menipis, Pencarian Berpacu dengan Waktu