TEMPO.CO, Jakarta - Rusia tidak khawatir tentang potensi upaya AS untuk mempengaruhi kebijakan China terhadap Moskow, kata Kremlin, Selasa, 20 Juni 2023, mengomentari kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing di mana dia mengadakan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping.
Selama kunjungan langka ke Beijing oleh Blinken, China dan Amerika Serikat pada Senin sepakat untuk menstabilkan persaingan sengit mereka sehingga tidak mengarah ke konflik, tetapi gagal menghasilkan terobosan besar.
Namun Blinken mengatakan bahwa dia telah meminta pemerintah China untuk sangat waspada tentang kemungkinan bahwa perusahaan China dapat menyediakan Rusia dengan teknologi yang dapat digunakan dalam perangnya di Ukraina, sesuatu yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Beijing memiliki hak berdaulat untuk menjalin hubungan dengan negara lain dan bahwa proses mencoba membangun hubungan yang dapat diprediksi antara China dan Amerika Serikat adalah hal yang penting.
Rusia tidak berpikir ada risiko pembicaraan AS-China yang menyebabkan masalah bagi Moskow, katanya.
"Hubungan kemitraan strategis kami dengan China membuat kami yakin bahwa pengembangan hubungan (Beijing) dengan negara lain tidak akan pernah ditujukan terhadap negara kami," kata Peskov.
Terpukul sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa karena Ukraina, Rusia telah mencari pasar di Beijing untuk ekspor energi dan kemitraan dalam poros anti-Barat global yang akan menantang tatanan dunia yang ada.
Xi mengunjungi Rusia pada Maret, menjanjikan persahabatan, tetapi mempertahankan "posisi tidak memihak" dalam konflik Ukraina. Rencana perdamaian yang diajukan Beijing sejauh ini belum menghasilkan terobosan.
REUTERS
Pilihan Editor: Uganda Tahan 20 Orang terkait Pembantaian Siswa