TEMPO.CO, Jakarta - Volker Turk, Komisi tinggi HAM PBB pada 18 Juni 2023, mengungkap pihaknya menerima laporan yang kredibel perihal kekerasan seksual terhadap setidaknya 53 perempuan selama pertempuran di Sudan. Laporan itu menyebut, setidaknya 18 orang sampai 20 orang dari total jumlah tersebut, mengalami perkosaan dalam satu serangan.
Turk menegaskan pihaknya sangat terkejut dengan dugaan adanya kekerasan seksual tersebut, khususnya perkosaan. HAM PBB mengungkap dalam hampir setiap kasus para pelaku diduga anggota kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
“Kami terus melihat konflik yang tidak masuk akal terjadi dengan impunitas penuh,” kata Turk.
Sebelumnya pada Senin, 19 Juni 2023, Sekjen PBB Antonio Guterres mengutarakan kalau pihaknya waswas soal dimensi etnis dari kekerasan di negara bagian West Darfur, Sudan. Pihaknya pun memperingatkan kalau menyerang warga sipil berdasarkan etnis mereka – itu sama dengan melakukan kejahatan kemanusiaan.
“Saya secara khusus sangat khawatir dengan sejumlah laporan soal kekerasan seksual dan gender serta kekerasan dimensi etnis yang terjadi di El Geneina,” kata Guterres, dalam sebuah acara penggalangan dana untuk operasional kemanusiaan PBB di Sudan.
Acara tersebut diselenggarakan secara online dengan tuan rumah Arab Saudi dan partisipannya Qatar, Mesir, Jerman, PBB dan Uni Eropa. Guterres menekankan perlunya menghentikan kekerasan di Sudan terhadap para relawan serta menghentikan kekerasan pada infrastruktur sipil dan suplai-suplai kemanusiaan.
Pada Sabtu, 17 Juni 2023, Arab Saudi dan Amerika Serikat mengumumkan gencatan senjata selama 72 jam di seluruh penjuru Sudan, terhitung mulai Minggu, 18 Juni 2023, pukul 6 pagi. Pertempuran di Sudan antara militer dengan RSF telah membuat ratusan orang tewas dan ribuan orang luka-luka.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: Kasus Pencabulan Balita di Tangerang, Polisi Periksa Pria Lansia Tetangga Korban
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.