Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Musuh Bebuyutan Putin, Tokoh Oposisi Navalny Kembali Diadili

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun.  Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Gestur pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Pengadilan Moskow menghukum Alexei Navalny dengan penjara 3,5 tahun. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Musuh bebuyutan Vladimir Putin, pemimpin oposisi Alexei Navalny, muncul di pengadilan Rusia pada Senin, 19 Juni 2023, untuk menghadapi tuduhan baru yaitu ekstremisme yang dapat memperpanjang hukuman penjaranya selama puluhan tahun. 

Sidang berlangsung di penjara IK-6 di Melekhovo, sekitar 235 km timur Moskow, tempat Navalny sudah menjalani hukuman yang jika dijumlahkan menjadi 11-1/2 tahun.

Para pendukungnya menuduh pihak berwenang Rusia mencoba menjebloskannya ke penjara untuk membungkam kritiknya terhadap Presiden Putin, sesuatu yang dibantah oleh Kremlin.

Sebuah dokumen pengadilan bulan lalu menunjukkan dakwaan baru terkait dengan enam pasal berbeda dari hukum pidana Rusia, termasuk menghasut dan mendanai aktivitas ekstremis dan menciptakan organisasi ekstremis.

Rusia telah melarang organisasi kampanye Navalny sebagai bagian dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat yang dimulai jauh sebelum konflik di Ukraina dan telah meningkat dalam hampir 16 bulan sejak invasi. Pekan lalu salah satu pemimpin kampanye regionalnya dipenjara selama 7,5 tahun.

Dalam sebuah tweet yang diposting di akunnya oleh para pendukungnya bulan lalu, Navalny menanggapi dengan ironi yang khas atas tuduhan baru tersebut.

"Yah, Alexei, kamu benar-benar dalam masalah sekarang ... Kantor Kejaksaan Agung telah secara resmi memberiku 3.828 halaman yang menjelaskan semua kejahatan yang telah kulakukan saat sudah dipenjara."

Dia mengatakan, dia tidak diizinkan membaca materi untuk mengetahui apa sebenarnya yang dituduhkan kepadanya karena dia sekali lagi berada di sel isolasi dan hanya mendapat mug dan satu buku.

Navalny, 46 tahun, membuat kelompok oposisi kagum karena secara sukarela kembali ke Rusia pada 2021 dari Jerman, tempat dia dirawat karena apa yang ditunjukkan oleh tes laboratorium Barat sebagai upaya untuk meracuninya dengan agen saraf era Soviet.

Kremlin membantah mencoba membunuhnya dan mengatakan tidak ada bukti dia telah diracuni dengan racun semacam itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belum jelas tindakan atau insiden spesifik mana yang dirujuk oleh dakwaan baru tersebut.

Salah satunya berkaitan dengan "rehabilitasi Nazisme" - kemungkinan referensi ke deklarasi dukungan Navalny untuk Ukraina, yang pemerintahnya dituduh Rusia mewujudkan ideologi Nazi. Ukraina dan sekutu Baratnya menolak tuduhan itu sebagai tidak berdasar.

Pada bulan April, penyelidik secara resmi mengaitkan pendukung Navalny dengan pembunuhan Vladlen Tatarsky, seorang blogger militer populer dan pendukung kampanye militer Rusia di Ukraina yang terbunuh oleh bom di St Petersburg.

Komite Anti-terorisme Nasional Rusia (NAC) mengatakan intelijen Ukraina telah mengatur pengeboman dengan bantuan pendukung Navalny.

Ini tampaknya merujuk pada fakta bahwa seorang tersangka yang ditangkap atas pembunuhan tersebut pernah mendaftar untuk mengambil bagian dalam skema pemungutan suara anti-Kremlin yang dipromosikan oleh gerakan Navalny.

Sekutu Navalny membantah ada kaitan dengan pembunuhan itu. Ukraina mengaitkannya dengan "terorisme domestik".

REUTERS

Pilihan Editor Bertemu Jokowi, Kaisar Naruhito Harap Jepang dan RI Terus Bersahabat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putin Berulang Tahun ke-72, Terima Ucapan Selamat Bak Tsar Rusia

24 menit lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan murid-murid selama pelajaran
Putin Berulang Tahun ke-72, Terima Ucapan Selamat Bak Tsar Rusia

Presiden Vladimir Putin berulang tahun ke-72 pada Senin 7 Oktober 2024. Ia telah menjadi pemimpin terpenting Rusia selama hampir seperempat abad.


Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

2 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat. Freepik.com/Standret
Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov mendesak warga negara Rusia yang ada di Israel agar angkat kaki dari sana menyusul naiknya ketegangan


Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

3 hari lalu

Logo CIA. [www.the-parallax.com]
Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

CIA meluncurkan upaya baru untuk merekrut informan di Cina, Iran, dan Korea Utara.


Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

3 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, dalam kunjungannya ke Eindhoven, Belanda, 20 Agustus 2023. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

Mark Rutte dalam kunjungan kerjanya ke Ukraina rapat dengan Volodymyr Zelenksy membahas rencana kemenangan.


Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

4 hari lalu

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

Rusia, Cina, Prancis, dan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyuarakan dukungan untuk Antonio Guterres dan mengecam keputusan Israel y


Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

5 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengklaim Rusia masuk negara-negara terdepan dalam mengembangkan kecerdasan buatan.


Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

6 hari lalu

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri di Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage (IUTCH) Samarkand, Uzbekistan, Sabtu 21 September 2024. Dok. PDIP
Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

Megawati Soekarnoputri memberikan kuliah umum di Universitas St. Petersburg, Rusia. Menyampaikan pesan perdamaian dan mengajak bertukar ilmu pengetahuan.


Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

7 hari lalu

Rudal balistik antarbenua Hwasong-18 diluncurkan dari lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara pada 13 Juli 2023. Media pemerintah melaporkan, mengatakan senjata itu adalah inti dari kekuatan serangan nuklirnya dan peringatan bagi Amerika Serikat dan musuh lainnya. KCNA via REUTERS
Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

Rusia memperingatkan Barat bahwa mereka bisa menggunakan senjata nuklir jika diserang. Selain Rusia, deretan negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak.


Rusia Minta Israel Hentikan Pembunuhan Warga Palestina dengan Senjata AS

7 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Sumber: aa.com.tr
Rusia Minta Israel Hentikan Pembunuhan Warga Palestina dengan Senjata AS

Menlu Rusia meminta agar pembunuhan warga Palestina dengan senjata AS dihentikan oleh Israel. Hukuman kolektif massal tak bisa diterima.


Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

7 hari lalu

Tangkapan video ketika Kelompok Perlawanan Islam di Irak meluncurkan dua drone kamikaze ke Pelabuhan Eilat Israel pada 29 September 2024.
Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak menyerang Pelabuhan Eilat, Israel sebagai respons atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah.