TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Uganda Yoweri Museveni, Minggu, 18 Juni 2023, memerintahkan lebih banyak pasukan ke Uganda barat di mana penyerang dari kelompok yang memiliki hubungan dengan ISIS menewaskan sedikitnya 37 siswa sekolah menengah.
Anggota Pasukan Demokrasi Sekutu (ADF) yang memberontak membunuh para siswa pada Jumat malam di Sekolah Menengah Lhubirira di Mpondwe, dekat perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo.
Militer dan polisi mengatakan para penyerang juga menculik enam siswa dan melarikan diri menuju Taman Nasional Virunga di seberang perbatasan. Nasib mereka tidak diketahui.
Museveni mengatakan lebih banyak tentara telah bergabung dalam pengejaran di daerah itu, termasuk Gunung Rwenzori, tempat ADF melancarkan pemberontakan mereka melawan Museveni pada 1990-an.
“Kami kini mengirim lebih banyak pasukan ke wilayah selatan Gunung Rwenzori,” katanya dalam sebuah pernyataan.
"Oleh karena itu, tindakan mereka, tindakan teroris yang pengecut dan putus asa, tidak akan menyelamatkan mereka. Kami membawa pasukan baru ke sisi Uganda saat kami melanjutkan perburuan di sisi Kongo."
Pada Sabtu, televisi swasta NTV Uganda mengatakan jumlah korban tewas mencapai 41 orang, sementara surat kabar New Vision yang dikelola pemerintah mengatakan 42 orang. New Vision mengatakan 39 dari yang tewas adalah pelajar, dan beberapa tewas ketika penyerang meledakkan bom saat mereka melarikan diri.
Serangan itu mengundang kecaman internasional yang meluas termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Afrika dan Otoritas Pembangunan Antar Pemerintah Afrika Timur. Warga Uganda dikejutkan oleh serangan itu.
"Para orang tua di seluruh negeri, tolong jangan panik, anak-anak kami aman, dan mereka akan tetap aman. Mereka adalah orang jahat dan mereka berusaha menyakiti anak-anak kami, tetapi mereka tidak akan berhasil," kata Janet Museveni, Ibu Negara yang juga Menteri Pendidikan, Sabtu malam.
Museveni mengatakan pemerintah juga akan menyelidiki jika ada penyimpangan yang memungkinkan serangan itu terjadi.
"Apakah alarm dibunyikan dan oleh siapa? Bagaimana tanggapan orang-orang keamanan terdekat? Mengapa orang-orang kita di pihak Kongo tidak memiliki intelijen tentang kelompok sempalan ini, dll?" kata Museveni.
ADF sebagian besar dikalahkan oleh militer Uganda tetapi sisa-sisa melarikan diri ke hutan luas Kongo timur dari mana mereka mempertahankan pemberontakan mereka - menyerang sasaran sipil dan militer di Kongo dan Uganda.
Pada April, ADF menyerang sebuah desa di bagian timur Republik Demokratik Kongo, menewaskan sedikitnya 20 orang.
REUTERS
Pilihan Editor: PBB: Rusia Tidak Izinkan Bantuan ke Wilayah Terdampak Runtuhnya Bendungan Kakhovka