TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Serbia mengarak sosok-sosok yang mirip tokoh pemerintah terkemuka dalam balutan seragam penjara pada Sabtu, 17 Juni 2023 atau minggu ketujuh protes sejak dua penembakan massal yang memicu unjuk rasa nasional.
Di ibu kota Beograd, puluhan ribu pengunjuk rasa memblokir jalan utama dan menuntut agar kepala pemerintah digulingkan karena membiarkan budaya kekerasan yang mereka anggap sebagai penyebab tewasnya 18 orang pada 3 Mei dan 4 Mei 2023.
Dalam acara terkoordinasi pertama dari kampanye protes, demonstran juga memblokir jalan-jalan di Novi Sad di Serbia utara, Nis di selatan dan Kragujevac di Serbia tengah.
"Vucic keluar!" demikain teriakkan massa di Beograd, mengacu pada Presiden Serbia Aleksandar Vucic.
Gambar tokoh yang juga mirip Perdana Menteri Ana Brnabic dan orang-orang terkemuka lainnya di Seribua, diarak dalam seragam penjara yang serba hitam-putih.
Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri menteri dalam negeri Serbia Bratislav Gasic dan kepala dinas rahasia Aleksandar Vulin yang mereka salahkan karena gagal menghentikan geng.
Demonstran juga menuduh media mempromosikan kekerasan. Mereka menginginkan pencabutan izin siaran saluran televisi Pink TV dan Happy TV serta pelarangan beberapa tabloid.
"Waktu menguntungkan kami dan berapa lama pun kami akan bertahan dan pada akhirnya mencapai tujuan kami," kata seorang pengunjuk rasa, ekonom Vladimir Savic. "Mereka (pemerintah) menabur racun dan ketakutan di seluruh Serbia."
Vucic, yang partainya berkuasa sejak 2012, mengatakan setuju untuk menguji popularitasnya dalam jajak pendapat tahun ini. Tetapi, pihak oposisi mengatakan tuntutan protes harus dipenuhi terlebih dahulu dan media diberi kebebasan lebih besar.
Brnabic mengatakan pada pekan lalu dia bersedia mengundurkan diri dan mengundang partai-partai oposisi, yang mendukung protes, untuk berdialog. Namun para pemimpin protes mengatakan mereka tidak akan berbicara dengan pemerintah sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Serbia memiliki budaya senjata yang mengakar kuat, dan bersama dengan Balkan Barat lainnya dibanjiri dengan senjata dan persenjataan tingkat militer di tangan swasta setelah perang tahun 1990-an yang menghancurkan bekas Yugoslavia. Namun, penembakan massal jarang terjadi hingga bulan lalu.
REUTERS
Pilihan Editor: Raja Charles Beri Penghargaan ke Pemred Vogue Anna Wintour dan Tokoh Lain
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.