TEMPO.CO, Jakarta - Pemberontak bersenjata yang diduga berafiliasi dengan ISIS menyerang sebuah sekolah di Uganda barat. Serangan itu menewaskan sedikitnya 41 orang, sebagian besar pelajar. ISIS juga menculik enam orang lainnya.
Beberapa siswa dibacok sampai mati dengan parang. Korban lainnya tewas ketika asrama mereka dibakar, menurut juru bicara militer Felix Kulayigye.
Serangan dilakukan oleh sekitar 20 anggota kelompok pemberontak Allied Democratic Forces (ADF) yang terkait ISIS. Serangan terjadi di sekolah menengah Lhubirira pada Jumat malam, 16 Juni 2023, menurut militer Uganda.
Sekolah itu terletak di sepanjang perbatasan Uganda dengan Kongo di kota Kasese. Siswa sekolah adalah anak-anak berusia antara 13 dan 18 tahun. Dari korban tewas, 39 adalah siswa dan dua dari masyarakat setempat, menurut pejabat setempat.
Pihak berwenang masih berusaha memadamkan api pada Sabtu pagi. Militer mencurigai lebih banyak mayat yang ditemukan, namun tidak ada yang masih hidup terperangkap di sekolah tersebut. Menurut Kulayigye, ada 62 orang di sekolah tersebut saat terjadi penyerangan.
“Kami bersimpati dengan keluarga, dan pimpinan UPDF (Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda) ada di lapangan dan telah dikerahkan untuk melindungi tempat itu,” ujarnya.
Juru bicara operasi militer Uganda di Republik Demokratik Kongo (DRC), Mayor Bilal Katamba, mengatakan bahwa militer sedang mengejar para tersangka di DRC. Ia yakin mereka menuju Taman Nasional Virunga.
Mayor Dick Olum, komandan operasi UPDF di DRC timur, mengatakan para pemberontak telah menghabiskan dua hari di kota itu. Mereka dipimpin dan diajak berkeliling oleh penduduk setempat sebelum pembunuhan. “Semua orang harus waspada,” dia memperingatkan penduduk di Kasese.
“Jika Anda melihat seseorang yang tidak Anda kenal, tangkap dia. Tolong kenali pemuda yang memimpin ADF di sini,” serunya.
CNN | NDTV
Pilihan Editor: Khartoum Diguncang Serangan Udara, 17 Tewas Termasuk Anak-anak