TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang mendesak timpalannya dari Amerika Serikat Anthony Blinken untuk berhenti mencampuri urusan dan membahayakan keamanan negaranya. Keduanya berbicara melalui panggilan telepon pada Rabu, 14 Juni 2023. Pembicaraan tersebut menjadi tanda masih tegangnya kedua negara menjelang kunjungan diplomat top Washington ke Beijing akhir pekan ini.
Qin mengatakan kepada Blinken untuk menghormati perhatian inti China, seperti masalah Taiwan. Ini merupakan upaya untuk menahan hubungan yang menurun antara negara adidaya, menurut kementerian luar negeri China.
Blinken menekankan perlunya komunikasi untuk menghindari kesalahan perhitungan dan konflik. Ia mengatakan AS akan terus meningkatkan bidang yang menjadi perhatian serta potensi kerja sama dengan Cina, kata Departemen Luar Negeri dalam ringkasan singkat panggilan tersebut.
Jika perjalanan Blinken berlanjut, itu akan menjadi kunjungan pertama diplomat top Washington ke Cina dalam lima tahun. Ini juga merupakan lawatan profil tertinggi pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang telah berselisih dengan Beijing atas berbagai masalah mulai dari tuduhan mata-mata hingga pergumulan semikonduktor.
Kementerian luar negeri Cina belum mengungkapkan informasi tentang perjalanan Blinken. Tetapi seorang pejabat AS Jumat lalu mengatakan Blinken akan berada di Beijing pada 18 Juni, tanpa memberikan rincian lainnya.
Blinken membatalkan perjalanan yang direncanakan ke Beijing pada Februari karena diduga balon mata-mata Cina terbang di atas Amerika Serikat.
Kunjungan pejabat AS ke Taiwan juga memperbesar ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu. Beijing menganggap pulau itu selalu di bawah kendalinya. Sementara Taipei memiliki pemerintahan yang dijalankan secara demokratis.
"Sejak awal tahun, hubungan Cina-AS menghadapi kesulitan dan tantangan baru, dan tanggung jawabnya jelas," kata Qin kepada Blinken, menurut pembacaan kementerian luar negeri.
Amerika Serikat harus "berhenti mencampuri urusan dalam negeri Cina, dan berhenti merusak kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan Cina atas nama persaingan," ujar Qin.
REUTERS
Pilihan Editor: Bantah Ancam Tutup Twitter, India: Jack Dorsey Bohong!