TEMPO.CO, Jakarta -CEO dari OpenAI pembuat aplikasi ChatGPT, Sam Altman, meyakini bahwa perangkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence dapat diatur dalam skala global demi penguatan sistem tersebut, menyusul tanggapan yang masif dari sejumlah negara untuk meregulasi teknologi ini.
Altman meyakini kesepahaman menyeluruh mengenai AI generatif ini diperlukan, walau berangkat dari sudut pandang berbeda, demi mengatasi ancaman-ancaman yang dikhawatirkan.
“Kita telah melakukannya ketika menghadapi semua risiko sebelumnya – senjata nuklir, bagian dari penelitian biologi. Saya pikir kita bisa melakukannya lagi di sini,” katanya saat membuka sesi tanya jawab dalam kunjungannya di Jakarta pada Rabu, 14 Juni 2023.
Regulator di seluruh dunia berlomba dalam mengadaptasi aturan yang ada dan membuat pedoman baru untuk mengatur penggunaan AI generatif. Kehadiran peranti kecerdasan buatan belakangan memang langsung mencuri perhatian.
ChatGPT – chatbot buatan OpenAI, pun kian populer dan semakin banyak dimanfaatkan dalam kerja-kerja di industri kreatif yang tak jarang memicu perdebatan publik.
Uni Eropa sedang bergerak maju dengan rancangan Undang-Undang AI-nya, yang diharapkan regulasinya berlaku tahun ini. Sementara Amerika Serikat cenderung mengadaptasi undang-undang yang ada untuk AI daripada membuat payung hukum baru.
Di Indonesia, wacana mengenai pengaturan perangkat AI belum muncul.
Open AI, yang disokong oleh Microsoft Corp (MSFT.O), telah melakukan tur dunia untuk mendorong minat pada AI generatif, serta memberikan pengaruh pada regulasi teknologi yang sedang berkembang. Altman, dalam tanya jawab di Hotel Indonesia pada Rabu, melihat, upayanya untuk mengunjungi sejumlah negara menunjukkan perlunya persatuan mengenai ini.
Altman mengunjungi Jepang dan Singapura sebelum melawat ke Indonesia. Dia dijadwalkan akan melanjutkan perjalanannya ke Australia sebelum kembali ke Amerika Serikat.
Pada April lalu, Altman juga mengunjungi Tokyo dan bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida. Ia mempertimbangkan untuk membuka kantor di negeri sakura.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada 12 Juni, 2023, mendukung proposal beberapa eksekutif AI untuk pembentukan agensi pengawas AI seperti Badan Energi Atom Internasional. Namun, ia mencatat bahwa "hanya negara anggota yang dapat membuatnya, bukan Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa".
Pilihan Editor: CEO OpenAI Sam Altman Hadir untuk Tanya-Jawab di Jakarta Besok, Simak Cara Mengikutinya
DANIEL A. FAJRI