TEMPO.CO, Jakarta - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memerlukan akses yang lebih luas di sekitar pembangkit listrik nuklir PLTN Zaporizhzhia, Ukraina. Tujuannya untuk memeriksa perbedaan signifikan data ketinggian air di bendungan Kakhovka, yang biasanya digunakan untuk mendinginkan reaktor pembangkit.
Penghancuran bendungan Kakhovka di Ukraina selatan pekan lalu telah membanjiri kota-kota di hilir dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.
Bendungan Kakhovka dan pembangkit nuklir Zaporizhzhia telah diduduki oleh Rusia sejak awal invasi pada Februari 2022.
Kepala IAEA yang berada di bawah naungan PBB, Rafael Grossi, dalam sebuah pernyataan mengatakan pengukuran yang diterima badan tersebut dari saluran masuk pabrik menunjukkan ketinggian air bendungan stabil selama sekitar satu hari selama akhir pekan.
"Namun, ketinggian dilaporkan terus menurun di tempat lain di reservoir besar, menyebabkan kemungkinan perbedaan sekitar dua meter," kata Grossi seperti dikutip Reuters, Senin, 12 Juni 2023. "Ketinggian permukaan air adalah parameter kunci untuk pengoperasian pompa air yang berkelanjutan."
Air dari reservoir digunakan untuk mendinginkan enam fasilitas reaktor dan penyimpanan bahan bakar bekas, kata IAEA.
"Ada kemungkinan perbedaan dalam tingkat yang diukur ini disebabkan oleh badan air yang terisolasi terpisah dari badan reservoir yang lebih besar," kata Gross dalam pernyataannya. "Tapi kita hanya akan tahu kapan kita mendapatkan akses ke pembangkit listrik tenaga panas."
Grossi mengatakan pembangkit listrik tenaga panas "memainkan peran kunci untuk keselamatan dan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir yang berjarak beberapa kilometer," sehingga diperlukan akses dan penilaian independen.
Badan tersebut meyakini PLTN Zaporizhzhia dapat menggunakan sumber air lain ketika air waduk tidak lagi tersedia, termasuk kolam pendingin besar di atas waduk dengan air selama beberapa bulan.
Grossi akan mengunjungi pembangkit di Zaporizhzhia minggu ini, namun tidak dijelaskan secara rinci tentang lawatan tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor Jumlah Perkawinan di China Terus Merosot, Catat Rekor Terendah Tahun Lalu