TEMPO.CO, Jakarta - Ibu Kota Khartoum di Sudan pada Sabtu pagi, 10 Juni 2023, tenang, menyusul disepakatinya gencatan senjata selama 24 jam yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi. Gencatan senjata itu menjadi jalan pembuka bagi masuknya bantuan kemanusiaan dan memberikan masyarakat jeda dari sengitnya tekanan pertempuran.
Sebelumnya sudah dilakukan upaya gencatan senjata, namun dilanggar oleh Militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Kedua belah pihak tersebut bertempur sampai delapan Minggu demi memperebutkan kekuasaan hingga menciptakan krisis kemanusiaan.
Amerika Serikat dan Saudi Arabia sama-sama mengutarakan rasa frustrasi dalam sebuah pernyataan terhadap kekerasan yang terus berulang di Sudan. Kedua negara tersebut pun mengancam akan menghentikan pembicaraan yang telah berlanjut, jika pertempuran masih berlangsung.
Konflik di Sudan pecah pada 15 April 2023 hingga mengubah kota metropolitan Khartoum, Kota Bahri dan Kota Omdurman menjadi medan tempur. Konflik sekarang sudah mengular ke Kota Darfur dan wilayah Kordafan di wilayah barat Sudan.
Gencatan senjata yang dimediasi Arab Saudi dan Amerika Serikat dimulai pada 10 Juni 2023 pukul 6 pagi sampai 24.00. Warga melaporkan sebelum gencatan senjata dimulai, rudal – rudal anti-tempur ditembakkan dari wilayah selatan Khartoum dan distrik Sharg el-Nil di sepanjang sungai Nil.
Gencatan senjata terakhir kali dilakukan pada 3 Juni 2023 dan sepekan setelah gencatan senjata tersebut telah terjadi pertempuran yang sengit, termasuk di pangkalan militer yang cukup krusial. RSF mengklaim telah mengambil kendali sebuah komplek pabrik senjata di selatan Kota Khartoum.
Pada Jumat malam, 9 Juni 2023, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan mendukung sebuah platform yang disebut Sudan Conflict Observatory, yang bisa mempublikasi hasil pemantauan satelit terhadap pertempuran dan gencatan senjata. Laporan awal yang dibuat Sudan Conflict Observatory berhasil mendokumentasikan kehancuran besar-besaran di fasilitas air, listrik dan komunikasi di Sudan.
Sumber: english.alarabiya.net
Pilihan Editor: Indonesia Usulkan Gencatan Senjata dalam Invasi Rusia, Mengapa Ditolak AS dan Ukraina?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.