TEMPO.CO, Jakarta -Joran van der Sloot, warga Belanda tersangka utama dalam hilangnya Natalee Holloway pada 2005, tiba di Amerika Serikat dari Peru pada Kamis. Ia akan menghadapi tuduhan berusaha memeras uang dari ibu remaja yang hilang itu.
Dia diserahkan ke AS kira-kira sebulan setelah kedua negara menyetujui ekstradisinya.
Gambar-gambar yang disiarkan di jaringan televisi Amerika Serikat menunjukkan sebuah pesawat yang membawa van der Sloot, 35 tahun, mendarat di Birmingham, Alabama pada Kamis sore dari Peru.
Di Peru, dia menjalani hukuman 28 tahun karena pembunuhan dalam kasus terpisah.
Polisi Peru menyerahkan van der Sloot, warga negara Belanda dari pulau Karibia Aruba, kepada agen FBI pada hari sebelumnya di pangkalan Angkatan Udara Peru untuk dipindahkan ke AS.
Van der Sloot dijadwalkan akan diadili di pengadilan federal di Birmingham pada Jumat pukul 11 pagi hwaktu setempat menurut catatan pengadilan. Kevin Butler, seorang pengacara yang terdaftar sebagai pembela umum van der Sloot, tidak membalas email yang meminta komentar atas kasus tersebut.
Jaksa AS mengatakan bahwa pada 2010, van der Sloot menghubungi Beth Holloway, ibu korban, untuk meminta $250.000. Uang ini sebagai imbalan untuk mengungkapkan lokasi jasad wanita muda tersebut.
Dewan juri mendakwanya tahun itu atas satu tuduhan penipuan dan pemerasan.
Holloway, remaja putri berusia 18 tahun dari pinggiran Kota Birmingham, menghilang secara misterius selama perjalanan kelulusan sekolah menengah ke Aruba pada 2005. Jenazahnya tidak pernah ditemukan, meskipun hakim Alabama menyatakan dia meninggal secara hukum pada 2012.
Siswi itu terakhir terlihat di Aruba bersama Van der Sloot dan pria lain. Hilangnya Holloway mendorong penyelidikan menyeluruh dan perhatian media yang intens. Van der Sloot sebelumnya ditangkap di AS dalam kasus tersebut, tetapi tidak dituntut.
Van der Sloot dituduh melakukan pemerasan dan penipuan karena memberikan informasi palsu kepada keluarga Holloway tentang keberadaan remaja tersebut, menurut otoritas AS.
Van der Sloot dihukum pada 2012 hingga 28 tahun penjara di Peru setelah mengaku memukuli, mencekik, dan membunuh Stephany Flores, seorang mahasiswa bisnis Peru berusia 21 tahun pada 2010.
Dia akan dikembalikan ke Peru untuk menyelesaikan hukumannya, kata Carlos Lopez, kepala Interpol Lima, kepada wartawan.
Van der Sloot menikahi seorang wanita Peru pada Juli 2014 dalam sebuah upacara di penjara dengan keamanan maksimum. Dia dipindahkan ke penjara Peru sebagai tanggapan atas laporan bahwa dia menikmati hak istimewa seperti televisi, akses internet dan ponsel, dan tuduhan bahwa dia mengancam akan membunuh seorang sipir.
Sebuah perjanjian pada 2001 antara Peru dan A.S. memungkinkan seorang tersangka untuk sementara diekstradisi untuk diadili di negara lain.
Pengacara Van der Sloot, Máximo Altez, awalnya mengindikasikan kliennya tidak akan menentang ekstradisinya. Namun, hal itu berubah pada Senin ketika dia mengajukan surat perintah habeas corpus. Seorang hakim memutuskan melawan van der Sloot keesokan harinya.
Pilihan Editor: Tak Mau Diekstradisi, Julian Assange Banding ke Pengadilan Tinggi Inggris
REUTERS