Sistem politik Mesir
Geografi, populasi, sejarah, dan kekuatan militer Mesir telah menjadikannya sangat berpengaruh di wilayah tersebut. Mesir adalah sebuah republik demokratis, meskipun beberapa kritikus mengklaim bahwa itu tidak benar-benar demokratis. Hingga tahun 2005, tidak pernah ada lebih dari satu kandidat presiden untuk dipilih.
Selain ekspor minyak dan gas, industri pariwisata Mesir tetap menjadi bagian penting dari ekonominya. Para pengunjung berduyun-duyun ke negara ini untuk melihat monumen kuno seperti Piramida Agung dan Sfinks. Dan untuk mempelajari tentang penguasa Mesir kuno seperti Raja Tutankhamun.
Sejarah Mesir
Orang-orang pertama yang tinggal di tepian Sungai Nil adalah pemburu dan nelayan, yang menetap di sana lebih dari 8.000 tahun yang lalu. Mereka belajar menanam tanaman dan beternak hewan, dan mereka mulai membangun desa-desa dan kota-kota. Mereka berdagang dengan tetangga mereka dan belajar berlayar dengan perahu. Pada tahun 3000 SM, sebuah peradaban terbentuk.
Sekitar tahun 3100 SM, kerajaan Mesir Hulu dan Mesir Hilir disatukan di bawah seorang raja yang kuat, yang kemudian disebut sebagai seorang Firaun. Para raja ini membangun piramida-piramida besar, kuil-kuil, dan monumen-monumen lainnya. Mereka juga menaklukkan wilayah-wilayah lain.
Pada tahun 1000 SM, Mesir terbagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan kerajaan tersebut mengalami kemunduran. Tetangga-tetangga yang kuat menyerang dan mengambil alih wilayah Mesir. Pada tahun 31 SM, Mesir jatuh ke dalam kendali Romawi. Pada tahun 640 M, pejuang-pejuang Muslim menguasai Mesir dan mendirikan ibu kota modern, Kairo. Mereka berkuasa selama beberapa abad. Pada abad ke-16, Mesir menjadi bagian dari Kekaisaran Utsmaniyah Turki.
Kekuatan Eropa memainkan peran yang semakin besar di Mesir mulai akhir abad ke-18. Pada tahun 1882, Inggris menyerbu dan menduduki Mesir. Inggris ingin mengendalikan Terusan Suez, yang menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah dan sangat mempersingkat perjalanan pelayaran dari Asia ke Eropa. Mesir memperoleh kemerdekaan penuh dari Britania Raya pada tahun 1952 dan mengambil alih kendali Terusan Suez pada tahun 1956.
Mesir dan negara-negara Arab tetangga lainnya berperang dalam serangkaian perang dengan negara Yahudi Israel hingga tahun 1970-an. Pada tahun 1979, Mesir dan Israel menandatangani perjanjian perdamaian.
Pada tahun 2011, pemberontakan rakyat menggulingkan presiden lama Mesir, Hosni Mubarak. Negara ini telah mengadakan beberapa pemilihan demokratis sejak tahun 2011, tetapi peran militer dalam pemerintahan tetap kuat.
MELYNDA DWI PUSPITA | NAUFAL RIDHWAN
Pilihan Editor: Profil Muhammadu Buhari, Presiden Nigeria yang Klaim Sukses Kepemimpinannya