TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kelompok peretas China yang disponsori negara telah memata-matai berbagai organisasi infrastruktur penting AS, dari telekomunikasi hingga pusat transportasi, kata badan intelijen Barat dan Microsoft, Rabu, 24 Mei 2023.
Aksi spionase juga menargetkan wilayah pulau Guam AS, yang menjadi pangkalan militer Amerika karena dianggap sangat strategis, Microsoft dalam sebuah laporan, menambahkan bahwa "mengurangi serangan ini bisa menjadi tantangan."
Meskipun China dan Amerika Serikat secara rutin memata-matai satu sama lain, para analis mengatakan ini adalah salah satu upaya spionase dunia maya China terbesar yang diketahui terhadap infrastruktur kritis Amerika.
Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Tidak jelas berapa banyak organisasi yang terpengaruh, tetapi Badan Keamanan Nasional AS (NSA) mengatakan sedang bekerja dengan mitra termasuk Kanada, Selandia Baru, Australia, dan Inggris, serta Biro Investigasi Federal AS untuk mengidentifikasi pelanggaran. Kanada, Inggris, Australia, dan Selandia Baru memperingatkan bahwa mereka juga dapat menjadi sasaran para peretas.
Analis Microsoft mengatakan mereka memiliki "keyakinan moderat" bahwa grup China ini, yang dijuluki sebagai 'Volt Typhoon', sedang mengembangkan kemampuan yang dapat mengganggu infrastruktur komunikasi penting antara Amerika Serikat dan kawasan Asia selama krisis di masa depan.
"Artinya mereka bersiap untuk kemungkinan itu," tambah John Hultquist, yang mengepalai analisis ancaman di Mandiant Intelligence Google.
Aktivitas China itu unik dan mengkhawatirkan juga karena analis belum memiliki visibilitas yang cukup tentang kemampuan kelompok ini, tambahnya.
"Ada kepentingan yang lebih besar pada aktor ini karena situasi geopolitik."
Ketika China telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik dalam klaimnya untuk mengatur Taiwan secara demokratis, Presiden AS Joe Biden mengatakan dia bersedia menggunakan kekuatan untuk mempertahankan Taiwan.
Analis keamanan memperkirakan peretas China dapat menargetkan jaringan militer AS dan infrastruktur penting lainnya jika China menginvasi Taiwan.