TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Prancis meluncurkan penyelidikan kejahatan perang atas kematian reporter AFP Arman Soldin yang terbunuh di Ukraina, kata jaksa anti-teror Rabu.
Soldin, 32 tahun, tewas ketika dia dan rekan-rekannya dari AFP diserang oleh roket Grad pada Selasa, saat mereka bersama pasukan Ukraina di dekat Chasiv Yar, di wilayah Donbas di Ukraina timur.
“Penyelidikan Prancis akan ditangani oleh OCLCH, sebuah unit investigasi yang berspesialisasi dalam kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan rasial, dan akan berusaha untuk menentukan keadaan pasti kematian Soldin,” kata jaksa penuntut.
Kematiannya menambah setidaknya 11 jurnalis, pengatur atau pengemudi tim media yang tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina lebih dari setahun lalu, menurut kelompok advokasi.
Ini adalah investigasi ke-7 untuk kejahatan perang di Ukraina yang melibatkan warga negara Prancis sejak Februari 2022, dua di antaranya berkaitan dengan penyerangan terhadap jurnalis.
Soldin adalah warga negara Prancis yang lahir di Sarajevo yang mulai bekerja untuk AFP pada 2015. Ia mengawali sebagai magang di biro agen Roma sebelum dipekerjakan di London.
Dia adalah salah satu jurnalis AFP pertama yang dikirim ke Ukraina setelah Rusia menginvasi negara itu pada Februari 2022. Dia telah tinggal di Ukraina sejak September 2022 dan melakukan perjalanan secara teratur ke garis depan perang.
Sehari sebelum dia meninggal, Soldin men-tweet video dokter di Ukraina yang bekerja untuk mengobati tentara yang terluka. Video lain yang dibagikan oleh Soldin menunjukkan dia berada di garis depan di Kota Bakhmut saat menghadapi penembakan hebat dan melaporkan ledakan jembatan penting di kota tersebut.
Seminggu yang lalu, kelompok penyelamat hewan memuji Soldin dan timnya karena membantu menyelamatkan landak yang terluka. Soldin dan timnya dilaporkan merawat hewan tersebut sebelum melepaskannya.
Dalam sebuah utas, Soldin menggambarkan kisah binatang itu sebagai "luar biasa lucu" dan mengatakan bahwa landak telah ditemukan di Chasiv Yar, yang disebutnya "tempat terburuk". Daerah itu adalah tempat Soldin kemudian tewas.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "hati" pemerintah untuk keluarga Soldin dan orang-orang terkasih.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Soldin bekerja untuk "menetapkan fakta" dan menginformasikan kepada publik tentang perang tersebut, menambahkan bahwa negara tersebut berbagi "rasa sakit dari orang yang dicintainya dan semua rekannya."
Wartawan foto AFP Daniel Leal membagikan foto dirinya dan Soldin di Twitter, menulis "Selamanya diingat. Selamanya dicintai."
Pilihan Editor: Wartawan Prancis Tewas Tertembak Roket Rusia di Ukraina
FRANCE24 | CBS NEWS