TEMPO.CO, Jakarta - Berikut adalah apa yang kita ketahui tentang dugaan serangan pesawat tak berawak semalaman di Kremlin, dan pertanyaan yang muncul.
Apa yang Terjadi?
Dua dari banyak video yang dipublikasikan di saluran media sosial Rusia menunjukkan dua objek terbang di lintasan yang sama menuju salah satu titik tertinggi di kompleks Kremlin, kubah Senat, dengan jam di Menara Spassky di dekatnya menunjukkan pukul 2.27 dan 2.43 dini hari Rabu, 3 Mei 2023. Yang pertama tampaknya hancur hanya dengan kepulan asap, yang kedua tampaknya meninggalkan puing-puing yang menyala-nyala di kubah. Reuters memeriksa waktu dan lokasi menunjukkan bahwa video tersebut mungkin asli.
Apa yang Dikatakan Rusia?
Rusia menyebut insiden tersebut adalah serangan teroris dan usaha untuk membunuh Presiden Vladimir Putin, yang menurutnya berhak untuk membalas.
Para analis keamanan Barat menolak ide bahwa serangan itu dimaksudkan untuk membunuh Putin, mengingat drone-drone itu tampaknya ditujukan pada titik tinggi yang terlihat dari benteng Kremlin yang besar dan bertembok, dan bukan di komplek tempat tinggal, dan bahwa Putin sering bekerja dari mana saja. Kantornya mengatakan ia tidak berada di sana pada saat itu.
Apa yang Dikatakan Ukraina?
Ukraina membantah bertanggung jawab. "Kami tidak menyerang Putin, atau Moskow, kami berperang di wilayah kami," kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam konferensi pers di Helsinki.
Apakah Ukraina Mampu Melakukan Serangan Seperti Itu?
Mungkin. Ukraine tampaknya pernah melakukan serangan-serangan hingga ke dalam wilayah Rusia dan Krimea yang dicaplok Rusia dalam banyak kesempatan sebelumnya, termasuk dua kali pada Desember lalu ke sebuah pangkalan udara untuk pesawat-pesawat pengebom strategis Rusia. Mereka biasanya tidak mengklaim bertanggung jawab untuk tindakan semacam itu, meskipun para pejabatnya kerap menyambutnya.
Jika itu Ukraina, Apa Maksudnya?
Ukraina sering mengejutkan Moskow dengan kehebatan militernya, melakukan serangan jauh di luar garis depan, tetapi menyerang pusat simbolis kekuatan Rusia akan menjadi tindakan paling berani hingga saat ini.
“Jika kita anggap itu serangan Ukraina, anggap itu serangan performatif, demonstrasi kemampuan dan pernyataan niat: 'jangan berpikir Moskow aman',” tulis spesialis Rusia dan analis keamanan Mark Galeotti di Twitter.
Beberapa pengamat menggambarkannya sebagai penghinaan bagi Rusia, dibandingkan dengan insiden 1987 ketika seorang pilot muda Jerman Barat, Mathias Rust, menghindari pertahanan udara Soviet dan mendaratkan pesawat kecil di Lapangan Merah.
Mungkinkah Itu Sebuah Operasi “Bendera Palsu” Rusia?
Beberapa analis Barat mengatakan itu mungkin saja Rusia melakukan insiden itu sendiri untuk menyalahkan Kyiv dan memberi pembenaran atas beberapa tanggapan yang menghancurkan. Tujuannya bisa jadi "untuk membuat Ukraina terlihat sembrono, baik untuk melemahkan dukungan Barat atau mencoba menopang dukungan domestik Rusia", kata Phillips O'Brien dari University of St Andrews.
James Nixey dari Chatham House London mengatakan bahwa, jika itu adalah operasi "bendera palsu", "itu berbau keputusasaan ... Dan itu strategi berisiko tinggi yang kemungkinan akan terungkap".
Apa yang Akan Diperbuat AS?
Pemerintahan Biden telah mencurahkan uang tunai dan senjata untuk membantunya mempertahankan diri dari invasi Rusia, tetapi kemungkinan ketar-ketir dengan konsekuensi tak terduga yang dapat ditimbulkan dari setiap serangan Ukraina ke ibu kota Rusia. Gedung Putih mengatakan belum dapat memverifikasi klaim Rusia atas serangan Ukraina.