Berkali-kali Sebut Transisi Sudan ke Pemerintahan yang Dipimpin Sipil
Hamdok telah berkali-kali menyatakan dukungannya yang kuat untuk transisi Sudan ke pemerintahan yang dipimpin oleh sipil. Ketika ketegangan meningkat antara militer dan sipil dalam pemerintahan berbagi kekuasaan pada bulan September, Hamdok menyajikan peta jalan keluar dari krisis tersebut.
Sikapnya telah memenangkan dukungan di antara penduduk. Selama aksi unjuk rasa menentang kudeta, para demonstran membawa foto Hamdok dan menggantung spanduk yang menampilkan gambar dirinya dari papan reklame.
Setelah kembali sebagai perdana menteri di bawah kesepakatan yang ia tandatangani dengan al-Burhan, sebuah tindakan yang ditentang oleh banyak demonstran dan tokoh politik yang sebelumnya mendukungnya, Hamdok mengatakan bahwa ia melakukannya untuk menghentikan pertumpahan darah setelah beberapa puluh warga sipil tewas selama demonstrasi.
Dalam pernyataannya di televisi, Hamdok sempat mengatakan bahwa Sudan perlu terlibat dalam dialog baru untuk setuju pada "piagam nasional" dan "menggambar peta jalan" untuk menyelesaikan transisi ke pemerintahan yang dipimpin oleh sipil.
Dia juga memperingatkan bahwa kebuntuan politik dapat menjadi krisis eksistensial.
"Negara kita sedang mengalami titik balik yang berbahaya yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya kecuali segera diperbaiki," katanya.
Mantan Perdana Menteri Hamdok didongkel dari kekuasaannya oleh Panglima Militer Abdel Fattah al-Burhan pada Oktober 2021. Sudan sedang berada dalam masa transisi yang rapuh untuk menuju pemerintahan yang demokratis.
SUCI SEKARWATI | NAUFAL RIDHWAN
Pilihan Editor: Profil Abdalla Hamdok, Eks PM yang Ingatkan Potensi Perang Sipil dalam Konflik Sudan