TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Departemen Meteorologi India menjelaskan, gelombang panas yang melanda India dalam beberapa pekan belakangan mulai mereda, dikutip dari Reuters. Kabar itu tergolong positif untuk negara bagian di India yang baru-baru ini diterpa sengatan dan gelombang panas, yaitu Maharashtra, Bihar, Odisha, dan Benggala Barat,
Mengutip Times of India, gelombang panas di beberapa wilayah di negara itu karena tingkat merkuri di India telah melewati batas 40 derajat Celsius.
Gelombang panas di India
1. Suhu di atas normal
Mengutip DownToEarth, gelombang panas dinyatakan ketika suhu maksimum mencapai setidaknya 40 derajat Celcius di dataran. Setidaknya 37 derajat Celsius di daerah pesisir. Adapun 30 derajat Celsius di daerah perbukitan.
Di beberapa wilayah India suhu panas di atas normal pada 18 April 2023, menurut buletin Rangkuman Cuaca dan Prakiraan Seluruh India oleh Departemen Meteorologi India yang dirilis 19 April 2023.
2. Kematian akibat gelombang panas
Peningkatan 34 persen kematian akibat gelombang panas antara 2003-2012 dan 2013-2022, menurut data IMD. Data tentang gelombang panas juga bisa dilihat di India’s Atlas on Weather Disasters oleh Center for Science and Environment dan Down To Earth yang berbasis di New Delhi.
Pada Maret 2023, tiga negara bagian mencatat gelombang panas, menurut data IMD. Jumlahnya terus meningkat, setidaknya 11 negara bagian mencatat gelombang panas dari 3 Maret hingga 18 April 2023.
3. Penyebab gelombang panas
Perubahan iklim penyebab utama gelombang panas berintensitas rendah, parah, maupun ekstrem. Udara yang lebih hangat disertai kelembapan menahan dan memindahkan air yang menguap dari tanah, tumbuhan, dan lautan ke atmosfer.
4. Dampak gelombang panas
Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, temperatur global, frekuensi dan intensitas gelombang panas akan meningkat pada abad 21 sebagai akibat dari perubahan iklim. Suhu udara yang tinggi mempengaruhi kesehatan manusia dan menyebabkan kematian.
Suhu tinggi siang dan malam berkepanjangan tekanan fisiologis terhadap tubuh manusia yang memperburuk gangguan kesehatan. Gelombang panas menimbulkan ancaman serius bagi industri pertanian, energi, dan infrastruktur. Gelombang panas juga rentan memicu bencana kekeringan dan kebakaran hutan.
Pilihan Editor: BMKG: Gelombang Panas Masih Berlangsung di Asia, Tapi Tidak Terjadi di Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.