TEMPO.CO, Jakarta - Staf umum angkatan bersenjata Ukraina, dalam sebuah laporan di Facebook, menyebut pertempuran melanda Bakhmut dan daerah sekitarnya. Pasukan Rusia disebut telah gagal merangsak ke dua desa di barat laut.
Setidaknya selusin daerah di kota itu diserang Rusia. Bakhmut telah menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas, Ukraina timur.
Secara terpisah, Juru Bicara Kelompok Pasukan Timur Ukraina, Serhiy Cherevatiy, mengatakan kepada televisi nasional pada Rabu, 26 April 2023, bahwa dalam 24 jam terakhir, pasukan Rusia telah menyerang 324 kali menggunakan artileri dan beberapa peluncur roket.
"Rusia menghancurkan bangunan di Bakhmut untuk mencegah tentara kami menggunakannya sebagai benteng," kata Cherevatiy dilansir Reuters.
Pada Selasa, 25 April 2023, Cherevatiy mengatakan telah terjadi sejumlah serangan di bagian depan lebih jauh ke utara - dekat kota Kupiansk, di timur laut Ukraina.
Gubernur wilayah Ukraina selatan Mykolaiv mengatakan rudal Rusia telah menghantam sebuah gedung apartemen dan rumah pribadi di kota dengan nama yang sama. Satu orang tewas dan 15 lainnya luka-luka, tulis Vitaliy Kim di aplikasi perpesanan Telegram.
Pasukan Rusia telah mencoba selama sekitar sembilan bulan untuk menerobos masuk ke Bakhmut, yang sebagian besar hancur dalam konflik yang sekarang meluas ke bulan ke-15. Tentara Moskow telah mengamankan beberapa distrik pusat.
Militer Ukraina telah bersumpah untuk mempertahankan kota yang dulunya berpenduduk 70.000 jiwa. Meskipun, Presiden Volodymyr Zelensky pada bulan ini memberi sinyal, bahwa mereka mungkin menarik diri jika terancam pengepungan.
Kelompok tentara bayaran Grup Wagner Rusia telah mempelopori banyak kemajuan ke Bakhmut. Pendirinya, Yevgeny Prigozhin, sekutu Presiden Vladimir Putin, mengatakan bulan ini bahwa pasukannya menguasai 80 persen kota.
Pada Rabu, Prigozhin mengatakan dalam sebuah pesan video: "Hari ini, unit musuh yang terlatih dengan baik telah dilemparkan ke Bakhmut ... Serangan balasan oleh Ukraina tidak dapat dihindari."
Prigozhin mengatakan pasukannya "akan maju dengan biaya berapa pun, hanya untuk menghancurkan tentara Ukraina dan mengganggu serangan mereka."
Militer Ukraina tidak mengomentari serangan balasan baru untuk membangun kemajuan yang dilakukan tahun lalu untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia di timur laut dan selatan.
Di Washington, jenderal tertinggi AS di Eropa mengatakan militer Ukraina akan mendapatkan persenjataan yang dibutuhkan pada waktunya.
Jenderal Christopher Cavoli, Panglima Tertinggi Sekutu Eropa, mengutip sebagai contoh, lebih dari 98 persen kendaraan tempur yang dijanjikan ke Kyiv telah dikirimkan.
Analis militer Denys Popovych mengatakan kepada Radio NV Ukraina bahwa tidak ada prospek segera untuk membalikkan keadaan di Bakhmut.
"Jika Bakhmut jatuh, Rusia akan memiliki sumber daya untuk dikirim ke tempat lain," kata Popoovych. "Bakhmut menawarkan kesempatan untuk menghancurkan pasukan Rusia dan mencegah mereka terlibat di tempat lain."
REUTERS
Pilihan Editor: Anggota Majelis Ulama Paling Berpengaruh di Iran Tewas Dibunuh