TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Kenya menangkap pemimpin sekte sesat yang diduga telah menyebabkan sedikitnya 73 orang tewas, akibat ajarannya yang menyuruh para pengikutnya membiarkan diri kelaparan agar masuk surga.
Pemimpin aliran ini, Paul Mackenzie, ditangkap pada 14 April menyusul informasi yang menunjukkan ada kuburan yang berisi setidaknya 31 jasad pengikutnya.
Mackenzie kemudian diadili pada 15 April di Pengadilan Hukum Malindi setelah hakim memberikan waktu 14 hari kepada polisi untuk menggelar penyelidikan saat dia ditahan. Media Kenya melaporkan Mackenzie menolak makanan dan air selama ditahan.
Charles Kamau, kepala detektif di Malindi, Kabupaten Kilifi, kepada Reuters melalui telepon, mengatakan bahwa tiga orang lagi telah ditangkap, tanpa memberikan rincian. Saluran televisi swasta NTV melaporkan bahwa salah satu dari mereka yang ditangkap ditahan dicurigai sebagai rekan dekat pemimpin sekte tersebut.
Inspektur Jenderal Kepolisian Kenya Japhet Koome pada Senin mengatakan polisi menemukan 73 jasad di kuburan massal di Kenya timur.
Jumlah korban tewas, yang berulang kali meningkat saat penggalian dilakukan, bisa bertambah lagi. Palang Merah Kenya mengatakan 112 orang telah dilaporkan hilang ke meja pelacakan dan konseling yang telah didirikan di rumah sakit setempat.
Dia menambahkan 29 orang yang selamat telah diamankan dan polisi kini masih mencari para penyintas lainnya. Para pengikut Mackenzie yang tergabung dalam Good News International Church itu tinggal di beberapa pemukiman terpencil di area seluas 800 hektar di dalam hutan Shakahola.
"Para penyidik forensik, detektif pembunuhan, para petugas polisi lainnya serta beberapa ahli patologi pemerintah di sini bersama kami melakukan penyelidikan dan penggalian," kata Koome.
Presiden Kenya William Ruto menyebut ajaran Mackenzie bertentangan dengan agama mana pun. "Mackenzie ... berpura-pura dan berlagak sebagai pendeta padahal sebenarnya dia adalah penjahat yang keji," kata Ruto, di luar Nairobi.
Ruto mengaku sudah memerintahkan lembaga-lembaga terkait agar mengungkap akar penyebab insiden ini. Dia menambahkan Republik Kenya tidak akan menerima orang-orang yang memanfaatkan agama untuk mempromosikan ideologi aneh yang menyebabkan nyawa manusia melayang.
Pilihan Editor: Hingga kini, Polisi Kenya Telah Menggali 47 Jenazah Pengikut Sekte Sesat
REUTERS