TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Perdana Menteri Inggris sekaligus Menteri Kehakiman Dominic Raab mengundurkan diri pada Jumat 21 April 2023, menyusul penyelidikan independen atas pengaduan formal tentang bullying atau intimidasi terhadap stafnya.
Dalam sepucuk surat kepada Perdana Menteri Rishi Sunak yang dipublikasikan di Twitter, Raab mengatakan penyelidikan tersebut telah menjadi preseden yang berbahaya. Kendati demikian, dia menyatakan akan tetap mendukung pemerintahan Sunak.
"Saya menyerukan penyelidikan dan berjanji untuk mengundurkan diri, jika ada temuan intimidasi apa pun. Saya yakin penting untuk menepati janji," kata Raab.
Namun, dia menambahkan: "Dengan menetapkan ambang batas intimidasi yang sangat rendah, penyelidikan ini telah menjadi preseden yang berbahaya. Ini akan mendorong pengaduan palsu terhadap Menteri, dan berdampak buruk pada mereka yang mendorong perubahan atas nama pemerintah Anda - dan pada akhirnya Inggris rakyat."
Pengunduran diri Raab berarti menteri senior ketiga telah pergi karena perilaku pribadi mereka sejak Sunak memasuki Downing Street pada Oktober menjanjikan pemerintahan yang berintegritas.
Temuan penyelidikan independen oleh Adam Tolley telah disampaikan kepada PM Sunak pada Kamis pagi, tetapi hasilnya awalnya belum terungkap.
Raab telah diselidiki sejak November atas delapan keluhan resmi tentang perilakunya sebagai menteri luar negeri, sekretaris Brexit, dan sebagai menteri kehakiman.
Sunak memerintahkan Tolley untuk meluncurkan penyelidikan setelah laporan dari sejumlah pegawai negeri yang tidak disebutkan namanya, menggambarkan perilaku Raab sebagai intimidasi.
Raab dituduh menyebabkan staf menangis atau muntah sebelum rapat. Menteri itu juga dituduh melempar tomat Pret-A-Manger ke seberang ruangan karena "marah" - klaim yang dia bantah.
Pemimpin pegawai sipil FDA, Dave Penman, mengatakan beberapa staf yang bekerja dengan menteri senior Tory itu telah menderita "krisis kesehatan mental" dan terpaksa berhenti dan menurunkan pekerjaan karena bekerja dengannya terlalu sulit.
Tolley dikatakan "teliti" dalam menangani penyelidikan, setelah mewawancarai Raab beberapa kali dan berbicara dengan atau mengambil bukti tertulis dari sejumlah tokoh senior lainnya.
Pejabat senior di Kementerian Kehakiman Inggris dikatakan bersiap untuk berhenti jika Sunak memilih untuk mempertahankan Raab di pemerintahan, karena itu akan "melemahkan semangat" staf.
"Jika dia tetap di departemen, orang-orang senior akan ingin pergi," kata seorang pejabat kepada The Guardian. Yang lain mengatakan beberapa akan bersiap untuk "pergi dalam waktu dekat".
Pilihan Editor: Wakil PM Inggris Dituduh Sewenang-Wenang, Posisi Sunak Bisa Terancam?
REUTERS | THE INDEPENDENT