TEMPO.CO, Jakarta - Oposisi Korea Selatan mendesak pemerintah pada Rabu 12 April 2023 untuk menyelidiki dugaan spionase oleh Amerika Serikat, setelah dokumen rahasia intelijen yang bocor tampaknya menunjukkan Washington memata-matai sekutu utamanya di Asia.
Kumpulan intelijen AS yang sangat sensitif yang telah muncul secara online termasuk pengungkapan bahwa Washington telah memata-matai penasihat keamanan nasional Presiden Yoon Suk Yeol sebagai bagian dari upaya untuk mengamankan pasokan senjata ke Ukraina.
Seoul berusaha mengecilkan pentingnya dokumen yang bocor pada Selasa, dengan kantor Yoon mengklaim "sejumlah besar" dokumen itu palsu. Penasihat keamanan nasionalnya mengatakan tidak ada "niat jahat" dalam insiden tersebut.
Namun, pengungkapan tersebut telah memicu kritik di Korea Selatan tentang kerentanan situs sensitif termasuk kantor kepresidenan.
“Pemerintah harus menyelesaikan tuduhan penyadapan dan jika terbukti benar, pemerintah harus mendapatkan permintaan maaf resmi dan jaminan bahwa itu tidak akan dilakukan lagi dari AS,” kata Lee Jae-myung, kepala oposisi Partai Demokrat.
Anggota parlemen oposisi menuduh pemerintah berusaha untuk melewati insiden itu dan memuluskan hubungan menjelang kunjungan kenegaraan Yoon ke Washington yang dijadwalkan akhir bulan ini.
Lusinan foto dokumen telah beredar di platform media sosial dan layanan perpesanan termasuk Twitter, Telegram, dan Discord setidaknya selama berminggu-minggu.
Pentagon mengatakan sedang bekerja untuk menentukan apakah dokumen itu asli, dan setidaknya satu dokumen tampaknya telah dimanipulasi. Namun, para pejabat AS dilaporkan percaya banyak dokumen itu asli.
Salinan salah satu dokumen bocor menunjukkan diskusi di antara pejabat tinggi keamanan nasional Seoul, tentang apakah memberikan senjata dan amunisi ke Ukraina akan melanggar kebijakan lama negara itu untuk tidak memberikan senjata ke negara-negara dalam konflik aktif.
Seorang pejabat menyarankan mengekspor amunisi ke Polandia untuk menghindari kebijakan tersebut, dokumen itu menunjukkan.
Kebocoran tersebut telah mendorong para pejabat AS untuk meyakinkan sekutu seperti Korea Selatan, yang telah memberikan bantuan kemanusiaan dan tidak mematikan ke Ukraina sejak Rusia menginvasi tahun lalu.
Tanggapan Seoul terhadap insiden tersebut telah dikritik dengan mantan pejabat keamanan Choi Gi-il mengatakan pemerintah "tampaknya membela AS atas dugaan mata-mata." “Ini sangat ironis.”
Pilihan Editor: Korea Selatan Pinjamkan 500.000 Peluru Artileri ke AS, Dipakai untuk Ukraina?
AL ARABIYA