TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan mencapai kesepakatan bulan lalu untuk meminjamkan 500.000 butir amunisi peluru artileri 155 mm kepada Amerika Serikat.
Seperti dilansir sebuah surat kabar Korea Selatan yang dikutip Reuters Rabu 12 April 2023, pinjaman ini dapat memberi Washington fleksibilitas yang lebih besar untuk memasok amunisi ke Ukraina.
Surat kabar DongA Ilbo mengutip sumber-sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Korea Selatan memutuskan untuk "meminjamkan" amunisi daripada menjual. Hal ini untuk meminimalkan kemungkinan peluru Korea Selatan digunakan dalam konflik Ukraina.
Dikatakan cangkang peluru yang dipinjamkan akan digunakan terutama oleh Amerika Serikat untuk mengisi persediaannya.
Setelah membeli 100.000 peluru tahun lalu, pemerintah AS telah meminta untuk membeli jumlah yang sama atau lebih pada Februari. Namun, pemerintah Korea Selatan mencari cara lain untuk memasok amunisi ke sekutunya.
"Kami telah memilih untuk meningkatkan volume peluru secara signifikan, tetapi menggunakan metode sewa. Hal ini setelah mempelajari bagaimana menanggapi permintaan sekutu dengan iktikad baik sambil tetap berpegang pada prinsip pemerintah untuk tidak memberikan senjata mematikan ke Ukraina," kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
Baik Seoul dan Washington sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa mereka sedang menegosiasikan kesepakatan pasokan artileri, tetapi belum ada kata resmi apakah ada kesepakatan yang diselesaikan.
Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan sekutu telah mencari cara untuk mendukung Ukraina membantu mempertahankan kebebasannya. Namun, Seoul menolak untuk mengkonfirmasi diskusi khusus. Departemen Luar Negeri AS tidak segera memberikan komentar.
Menteri Luar Negeri Park Jin mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak dapat mengkonfirmasi laporan surat kabar tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa posisi pemerintah menentang pemberian bantuan mematikan untuk Ukraina tetap tidak berubah, kata kantor berita Yonhap.
Laporan itu muncul setelah bocornya dokumen militer AS yang sangat rahasia menyoroti kesulitan Korea Selatan dalam mengatasi tekanan dari sekutu Barat untuk membantu pasokan bantuan militer ke Ukraina dan kebijakannya sendiri untuk menghindari konflik.
Korea Selatan adalah sekutu utama AS dan produsen utama amunisi artileri, tetapi berusaha menghindari permusuhan dengan Rusia sehubungan dengan hubungan ekonomi dan pengaruh Moskow atas Korea Utara.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mengunjungi Washington bulan ini untuk pertemuan puncak dengan Presiden AS Joe Biden, mengatakan Seoul tidak memberikan senjata mematikan ke Ukraina dan sebagai gantinya akan memperluas bantuan kemanusiaan.
Pilihan Editor: AS Bujuk Korea Selatan untuk Jual Amunisi ke Ukraina
REUTERS