TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Israel menyerang puluhan jemaah di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem pada Rabu, 5 April 2023. Insiden yang terjadi sebelum fajar itu, selama bulan suci Ramadan dan menjelang Paskah Yahudi, terjadi di tengah kekhawatiran bahwa ketegangan yang meningkat selama satu tahun kekerasan yang meningkat dapat terjadi di masjid Al-Aqsa, di mana bentrokan pada 2021 memicu 10 hari perang dengan Gaza.
Melukai 12 Orang, Petugas Israel Diduga Cegah Petugas Medis
Bulan Sabit Palestina mengatakan 12 warga Palestina menderita luka dari peluru-peluru berujung karet dan pemukulan dalam bentrokan dengan polisi Israel. Mereka menambahkan bahwa pasukan Israel mencegah tim medis mencapai wilayah tersebut.
Diduga 500 Orang Ditahan oleh Polisi Israel
Ribuan jemaah menghabiskan malam di kompleks masjid tersebut di tengah-tengah ketakutan akan kemungkinan bentrok dengan pengunjung Yahudi ke situs tersebut, yang mereka sebut sebagai Bukit Bait Suci, situs dua kuil kuno Judaism.
Video-video yang beredar di media sosial, yang tak dapat segera diverifikasi Reuters, menunjukkan kembang api mati dan polisi memukuli orang di dalam masjid. Pengacara Palestina Firas al-Jibrini mengatakan polisi menahan sekitar 500 orang yang akan ditanyai.
Polisi Israel Klaim Serangan Dilakukan untuk Tanggapi Kerusuhan
Polisi Israel serang Masjid Al Aqsa mengklaim hal itu dilakukan karena mereka menanggapi kerusuhan. Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka dipaksa memasuki kompleks tersebut setelah penjahat bertopeng mengunci diri mereka di dalam masjid dengan kembang api, tongkat dan batu.