TEMPO.CO, Jakarta - Serangan udara Israel menghantam dekat bandara Aleppo Suriah, Rabu pagi, 22 Maret 2023, menyebabkan "kerusakan material" dan menghentikan operasi di sana, kata pejabat Suriah, sementara sumber intelijen regional mengatakan serangan itu mengenai depot senjata Iran.
Israel telah bertahun-tahun melakukan serangan terhadap apa yang digambarkannya sebagai target terkait Iran di Suriah, di mana pengaruh Teheran telah tumbuh sejak mulai mendukung Presiden Bashar al Assad dalam perang saudara yang dimulai pada 2011.
Dalam serangan ketiga ke bandara Aleppo dalam enam bulan, Israel meluncurkan “sejumlah rudal dari Laut Mediterania, sebelah barat kota pesisir Latakia, pada pukul 3.55 pagi," kata kementerian pertahanan Suriah dalam sebuah pernyataan kepada media pemerintah.
Serangan itu membuat bandara tidak berfungsi dan tim-tim bekerja untuk perbaikan, kata Bassem Mansour, kepala layanan penerbangan sipil Suriah, kepada media Sham FM.
Seorang juru bicara militer Israel menolak untuk berkomentar.
Dua sumber intelijen regional mengatakan serangan Israel itu menghantam sebuah depot amunisi bawah tanah yang terhubung dengan wilayah bandara militer Nairab, tempat sistem rudal yang dikirim oleh beberapa pesawat militer Iran di simpan.
Dalam setahun terakhir, milisi pro-Iran telah memperluas pengaruh di provinsi bagian utara Suriah, Aleppo, di mana mereka mempertahankan beberapa pangkalan utama dan secara luas mendukung kelompok-kelompok paramiliter lokal yang beroperasi di sana, kata dua sumber tersebut.
Bandara militer Nairab biasa digunakan untuk pengiriman senjata-senjata Iran dan pergerakan pasukan-pasukan secara rutin, kata sumber-sumber intelijen. Mereka menolak diidentifikasi karena sensitivitas isu.
Iran telah meningkatkan penggunaan bandara untuk mengirim lebih banyak senjata selama bulan lalu, mengambil keuntungan dari lalu lintas udara yang padat karena pesawat-pesawat kargo membongkar muat bantuan kemanusiaan menyusul gempa bumi yang sangat mematikan, kata tiga sumber intelijen Barat itu.
Serangan Israel pada 7 Maret yang melumpuhkan bandara Aleppo meledakkan pengiriman kargo senjata Iran beberapa jam setelah dikirim oleh sebuah pesawat yang menurut Damaskus membawa bantuan, kata sumber-sumber intelijen Barat.
Suriah mengatakan serangan-serangan tersebut, yang dikutuk oleh pendukung terbesarnya, Rusia dan Iran, telah mengganggu bantuan yang paling dibutuhkan untuk korban-korban gempa.
Damaskus membantah tuduhan bahwa Iran, yang para petinggi militernya sering berkunjung ke Suriah dan telah menandatangani kesepakatan untuk memasok senjata-senjata canggih, telah memiliki kehadiran militer yang luas di negeri itu.
Israel meningkatkan serangan-serangan ke bandara-bandara Suriah dan pangkalan-pangkalan udara secara khusus untuk mengganggu penggunaan jalur-jalur pasokan udara untuk mengirim senjata-senjata kepada sekutunya, termasuk Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, yang juga menempatkan para pejuangnya untuk membantu Assad.
Pejuang yang bersekutu dengan Iran, termasuk Hizbullah, sekarang menguasai daerah yang luas di Suriah timur, selatan, dan barat laut dan di beberapa pinggiran kota di sekitar ibu kota.
REUTERS
Pilihan Editor: Xi Jinping dan Putin Ingin Bentuk Tatanan Dunia Baru, Tidak Ada Perdamaian di Ukraina