TEMPO.CO, Jakarta - Mark Zuckerberg dan para bos Meta Platforms Inc kembali mengadapi gugatan di pengadilan. Kali ini perusahaan media sosial tersohor itu diadukan karena gagal menghentikan perdagangan seks dan eksploitasi seksual anak di Facebook dan Instagram.
Gugatan yang diumumkan Senin malam, 20 Maret 2023, oleh beberapa dana pensiun dan investasi yang memiliki saham Meta, menyatakan kepemimpinan dan dewan Meta telah gagal melindungi kepentingan perusahaan dan pemegang saham dengan menutup mata terhadap "bukti sistemik" aktivitas kriminal.
Mengingat kegagalan dewan untuk menjelaskan bagaimana mencoba untuk membasmi masalah, "satu-satunya kesimpulan logis adalah bahwa dewan telah secara sadar memutuskan untuk mengizinkan platform Meta mempromosikan dan memfasilitasi perdagangan seks/manusia," kata pengaduan tersebut.
Meta menolak dasar gugatan yang diajukan di Pengadilan Delaware Chancery.
"Kami melarang eksploitasi manusia dan eksploitasi seksual anak dengan tegas," kata Meta dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
"Klaim dalam gugatan ini salah menggambarkan upaya kami untuk memerangi jenis aktivitas ini. Tujuan kami adalah mencegah orang yang ingin mengeksploitasi orang lain menggunakan platform kami."
Zuckerberg, salah satu pendiri dan kepala eksekutif Meta, mengatakan kepada Kongres pada 2019 bahwa eksploitasi anak adalah "salah satu ancaman paling serius yang menjadi fokus kami."
Meta, yang berbasis di Menlo Park, California, telah lama menghadapi tuduhan bahwa platformnya adalah surga bagi pelanggaran seksual.
Pada Juni 2021, Mahkamah Agung Texas mengizinkan tiga orang yang terlibat dengan pelakunya melalui Facebook untuk menuntut, dengan mengatakan bahwa Facebook bukanlah "tanah tak bertuan tanpa hukum" yang kebal dari tanggung jawab atas perdagangan manusia.
Meta secara terpisah menghadapi ratusan tuntutan hukum dari keluarga remaja dan anak kecil yang mengaku menderita masalah kesehatan mental karena kecanduan Facebook dan Instagram. Beberapa distrik sekolah juga telah mengajukan tuntutan hukum atas masalah tersebut.
Gugatan terakhir ini adalah kasus turunan, di mana pemegang saham menuntut pejabat dan direktur yang diduga melanggar tugas mereka.
REUTERS
Pilihan Editor TikTok Dituding Bagikan Data Pengguna AS ke Pemerintah China, Ini Kata CEO