Pernyataan A.S. tentang peristiwa di Israel sering kali terdiri dari "bahasa normatif yang membuat frustrasi," kata Sarah Yerkes, anggota senior di Carnegie Endowment for International Peace yang sebelumnya bekerja di Departemen Luar Negeri tentang kebijakan terhadap Israel dan Palestina. “Frustrasi melihat tanggapan-tanggapan AS yang kurang tajam,” kata Yerkes.
“Mereka tidak bisa diperlakukan dengan cara yang sama seperti mereka biasanya diperlakukan karena mereka tidak lagi berada dalam jalur demokrasi.”
Pemerintahan Biden lebih memilih percakapan yang tenang daripada kritik publik, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, terutama ketika menyangkut krisis atas usulan perombakan peradilan Israel.
“Apa pun yang akan kami katakan tentang proposal-proposal spesifik berpotensi menjadi sangat kontraproduktif,” kata pejabat itu, menambahkan tujuannya adalah untuk mendorong para pemimpin Israel membangun konsensus atas reformasi, daripada menentukan hasil yang seharusnya.
Chris Murphy, anggota Demokrat dari Komisi Hubungan Luar Negeri Senat, berharap pemerintah akan mendesak dengan pesan yang jelas kepada Israel.
“Saya ingin melihat pemerintahan mengirim sinyal kuat bahwa kami harus mempertahankan dukungan kami untuk negara masa depan Palestina dan keputusan-keputusan yang dibuat pemerintah Netanyahu sekarang sangat membahayakan masa depan itu,” kata Murphy.
Sebuah kelompok terpisah yang terdiri dari 92 anggota parlemen progresif memperingatkan dalam sebuah surat kepada Biden bahwa perombakan yudisial dapat memberdayakan orang-orang di Israel yang mendukung pencaplokan Tepi Barat, "merusak prospek solusi dua negara dan mengancam keberadaan Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis. ”
Para pemimpin AS jarang mengkritik kebijakan Israel sejak Menteri Luar Negeri James Baker pada 1989 menasihati negara itu agar tidak bergerak menuju pencaplokan wilayah Palestina dan perluasan permukiman. Baker kemudian melarang Netanyahu, pada saat itu sebagai wakil menteri luar negeri, dari Departemen Luar Negeri setelah dia mengkritik kebijakan AS terhadap Israel.
Biden, seorang demokrat yang menggambarkan dirinya seorang Zionis, mengatakan dukungan AS untuk Israel “kuat”
“Naluri pribadi Biden sedemikian rupa sehingga sangat sulit baginya untuk mengadopsi sikap yang sangat keras terhadap Israel,” Dennis Ross, seorang negosiator perdamaian Timur Tengah AS yang sekarang bekerja di Washington Institute for Near East Policy.
“Ia lebih suka untuk memasukkan Timur Tengah ke dalam sebuah kotak sehingga ia bisa fokus hanya kepada Rusia, Ukraina dan China. Sayangnya, Timur Tengah memilih cara untuk menjadi penting, kecuali kita cukup berinisiatif untuk mengelola lingkungan itu.”
REUTERS
Pilihan Editor: Ibu-Anak WNI Tewas Kecelakaan Mobil di Sydney, Suami Tahu dari Apple Watch