Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Human Rights Watch: 2 Ribu Lebih Pengungsi Afghanistan Ditahan di Uni Emirat Arab

image-gnews
Pengungsi Afghanistan menghabiskan waktu bersama setelah banjir besar di distrik Khushi di Logar, Afghanistan, 21 Agustus 2022. REUTERS/Stringer
Pengungsi Afghanistan menghabiskan waktu bersama setelah banjir besar di distrik Khushi di Logar, Afghanistan, 21 Agustus 2022. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Human Rights Watch (HRW) menuduh pihak berwenang Uni Emirat Arab menahan sebanyak 2.700 pengungsi Afghanistan, yang tidak memenuhi syarat untuk dipindahkan ke tempat lain. Mereka ditahan selama lebih dari 15 bulan.

Menurut laporan HRW, banyak warga Afghanistan di Kota Kemanusiaan Emirates menderita depresi dan penyakit psikologis lainnya. Mereka juga disebut tidak memiliki akses ke penasihat hukum, dan tidak memiliki layanan pendidikan memadai untuk anak-anak mereka.

"Kondisi kehidupan juga memburuk secara signifikan, dengan tahanan menggambarkan kepadatan yang berlebihan, kerusakan infrastruktur, dan serangan serangga," kata laporan itu tentang fasilitas di Abu Dhabi pada Rabu 15 Maret 2023.

Seorang pejabat UEA mengatakan kepada Reuters bahwa UEA terus bekerja sama dengan Amerika Serikat dan mitra internasional lainnya untuk memukimkan kembali pengungsi yang tersisa tepat waktu sesuai kesepakatan awal. Pejabat itu tidak mengomentari tuduhan bahwa warga Afghanistan ditahan.

"Kami memahami bahwa ada rasa frustrasi dan ini memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk diselesaikan," kata pejabat itu.

Pejabat UEA mengatakan negara berkomitmen untuk memastikan para pengungsi Afghanistan hidup dalam keselamatan, keamanan dan martabat, dan mengatakan para pengungsi telah menerima layanan perumahan, sanitasi, kesehatan, konseling, pendidikan dan makanan berkualitas tinggi.

Human Rights Watch mengatakan tidak menerima tanggapan atas permintaan komentar dari kementerian dalam negeri dan luar negeri UEA.

Kantor Kementerian Luar Negeri AS, yang menangani relokasi warga Afghanistan, mengatakan kepada kelompok hak asasi itu dalam sebuah surat bahwa pihaknya berkomitmen untuk memukimkan kembali warga Afghanistan yang memenuhi syarat - termasuk mereka yang berada di Kota Kemanusiaan Emirates

Kelompok evakuasi swasta dan militer UEA menerbangkan ribuan warga Afghanistan ke UEA selama kekacauan penarikan AS dari Afghanistan yang mengakhiri perang selama 20 tahun. Beberapa kelompok swasta terus mencarter penerbangan evakuasi setelah kepergian AS.

Para pengungsi ditempatkan di Kota Kemanusiaan Emirates dan Kota Pekerja Tasameem - kompleks apartemen yang diubah menjadi perumahan pengungsi. Banyak yang akhirnya dibebaskan untuk pemukiman kembali di Amerika Serikat, Kanada, dan negara lain.

Namun, antara 2.500 dan 2.700 warga Afghanistan tidak memenuhi syarat untuk pemukiman kembali di tempat lain dan pada Januari tetap berada dalam apa yang disebut laporan HRW sebagai "penahanan sewenang-wenang".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pejabat UEA mengatakan negara Teluk itu telah menampung lebih dari 17.000 pengungsi yang dievakuasi setelah Taliban mengambil alih Kabul pada Agustus 2021, dan telah memukimkan kembali sekitar 87 persen dari mereka.

"Otoritas Emirat telah mengurung ribuan pencari suaka Afghanistan selama lebih dari 15 bulan dalam kondisi sempit dan menyedihkan tanpa harapan kemajuan dalam kasus mereka," kata Joey Shea, peneliti UEA dari Human Rights Watch.

Enam belas warga Afghanistan yang diwawancarai akhir tahun lalu oleh kelompok hak asasi mengatakan mereka tidak dapat dengan bebas meninggalkan lokasi tersebut. Penjaga keamanan atau pengawal mengawasi mereka dengan cermat saat mengunjungi rumah sakit dan selama satu-satunya kunjungan pusat perbelanjaan yang diizinkan.

Laporan itu mengatakan otoritas Emirat tidak mematuhi hukum internasional dan pedoman PBB untuk berurusan dengan pencari suaka dan migran, membuat penahanan mereka "sewenang-wenang". UEA bukan merupakan pihak dalam Konvensi Pengungsi PBB.

Human Rights Watch meminta UEA untuk segera membebaskan warga Afghanistan, memberi mereka akses ke pemrosesan yang "adil dan individual" untuk menentukan status pengungsi dan persyaratan perlindungan mereka, dan mengizinkan mereka tinggal di tempat yang mereka inginkan sampai kasus mereka diselesaikan.

Organisasi tersebut mendesak Kementerian Luar Negeri AS untuk menggunakan pengaruhnya memenangkan pembebasan warga Afghanistan dan mempercepat permohonan suaka atau pembebasan bersyarat kemanusiaan.

Amerika Serikat telah memukimkan kembali lebih dari 88.000 warga Afghanistan yang dievakuasi selama dan setelah penarikan pasukan AS. Namun, ribuan orang yang bekerja untuk pemerintah AS tetap berada di Afghanistan menunggu pemrosesan aplikasi visa imigrasi khusus mereka.

Pilihan Editor: Uni Emirat Arab Setuju Tampung 5 Ribu Warga Afghanistan Selama 10 Hari

DANIEL A. FAJRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.


Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

13 jam lalu

Burj Khalifa dilihat dari Sky Views Edge Walk Dubai, Emaar Square Area Downtown Dubai, pada Sabtu, 23 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

Dubai berinvestasi menyediakan fasilitas hotel bintang dua dan bintang tiga di berbagai lokasi di seluruh kota, juga tempat-tempat wisata terjangkau.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

13 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

18 jam lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

20 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

21 jam lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024


AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

1 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

1 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.