TEMPO.CO, Jakarta - Iran dan Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan untuk menukar tahanan, kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian kepada TV pemerintah, Minggu, 12 Maret 2023, tetapi Washington membantahnya sebagai klaim “palsu” oleh Teheran.
"Menyangkut isu pertukaran tahanan antara Iran dan AS, kami telah mencapai sebuah kesepakatan baru-baru ini dan jika semua berjalan lancar di pihak AS, saya rasa kita akan menyaksikan sebuah pertukaran tahanan dalam waktu dekat,” kata Amirabdollahian. “Di pihak kami segalanya telah siap, sementara AS masih mengusahakan koordinasi teknis akhir.”
Seorang pejabat Gedung Putih membantah pernyataan Amirabdollahian tentang pertukaran tahanan dengan Washington, menambahkan bahwa AS berkomitmen untuk memperoleh pembebasan tahanan warga Amerika di Iran.
“Klaim-klaim dari pejabat Iran bahwa kami telah mencapai kesepakatan untuk pembebasan warga negara AS yang ditahan secara salah oleh Iran adalah palsu,” kata juru bicara untuk Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Salah satu dari beberapa warga Amerika yang ditahan di Iran adalah Siamak Namazi, seorang pengusaha dengan dua kewarganegaraan AS-Iran, yang dihukum 10 tahun penjara pada 2016 karena menjadi mata-mata dan bekerja sama dengan pemerintahan AS.
Emad Sharghi, seorang pengusaha Iran-Amerika ditahan pada 2018 ketika ia bekerja untuk sebuah perusahaan investasi teknologi, juga ditahan di Iran, sama seperti aktivis lingkungan Iran-Amerika Morad Tahbaz, yang juga memegang kewarganegaraan Inggris.
Sumber-sumber Iran mengatakan kepada Reuters bahwa kedua negara regional itu terlibat dalam serangkaian pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington untuk pembebasan tahanan.
Sanksi Ekonomi
Selama bertahun-tahun, Teheran berusaha membebaskan lebih dari dua belas orang Iran di Amerika, termasuk tujuh berdwikebangsaan, dua orang Iran dengan status penduduk tetap AS dan empat warga Iran tanpa status legal di Amerika Serikat. Republik Islam tersebut, yang menahan puluhan orang Iran berdwikebangsaan dan orang asing, telah dituduh oleh para aktivis HAM menangkap mereka untuk mendapatkan konsesi dari negara-negara lain. Iran menolak tuduhan itu.
Beberapa media Iran melaporkan pekan lalu bahwa iran telah mencapai kesepakatan pertukaran tahanan untuk pembebasan US$ 7 miliar dalam dana minyak Iran yang dibekukan berdasarkan sanksi AS di Korea Selatan.
Pada 2018, Presiden AS Donald Trump pada saat itu membatalkan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam negara dan menerapkan kembali sanksi-sanksi yang melumpuhkan ekonomi negara tersebut.
Kesepakatan itu memberlakukan pembatasan kegiatan nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional. Sebagai reaksi terhadap sanksi Washington, Teheran secara bertahap melanggar pembatasan pakta program nuklirnya.
Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan pemerintahan Presiden Joe Biden tentang menghidupkan kembali perjanjian telah terhenti sejak September.
REUTERS
Pilihan Editor: Pria Texas Tuntut 3 Wanita yang Bantu Mantan Istrinya Mendapatkan Pil Aborsi