TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Agung Iran telah menguatkan hukuman mati yang dijatuhkan kepada seorang berkewarganegaraan ganda Iran yang dihukum karena memimpin kelompok separatis Arab yang dituduh melakukan serangan termasuk satu di parade militer pada 2018 yang menewaskan 25 orang, demikian laporan sebuah media pemerintah pada Minggu, 12 Maret 2023.
Iran mengatakan pada 2020 bahwa pasukannya menahan Habib Farajollah Chaab abroad, tanpa mengatakan di mana dan bagaimana ia ditangkap.
"Chaab dijatuhi hukuman mati setelah beberapa sesi persidangan dengan kehadiran pengacaranya... Mahkamah Agung menguatkan hukuman mati itu, kantor berita Mizan milik kejaksaaan melaporkan.
Chaab dituduh memimpin Gerakan Perjuangan Arab untuk Pembebasan Ahwaz, yang berusaha mendirikan negara terpisah di provinsi Khuzestan yang kaya minyak di Iran barat daya, dan merancang serta melaksanakan “sejumlah pengeboman dan operasi teroris,” demikian dilaporkan media negara ketika pengadilannya dimulai pada tahun yang sama.
Ia juga dituduh dengan “merusak di muka Bumi,” sebuah kejahatan besar berdasarkan bentuk hukum Islam yang ketat di Iran, kata media milik pemerintah Iran.
Iran memiliki hubungan yang tegang dengan etnis minoritas, termasuk Arab, Kurdi, Azeris dan Baluch dan menuduh mereka bersekutu dengan negara-negara tetangga daripada Teheran.
Minoritas Arab dan lain-lain telah lama mengatakan mereka menghadapi diskriminasi di Iran, sebuah tuduhan yang dibantah Republik Islam tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor: Senat Prancis Loloskan Skema Pensiun Emmanuel Macron