Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Sebab Puluhan Anak Gambia Meninggal setelah Minum Sirup Obat Batuk

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Ilustrasi sirup obat batuk (pixabay.com)
Ilustrasi sirup obat batuk (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sirup obat batuk dan parasetamol yang terkontaminasi menyebabkan kematian 66 anak di Gambia, karena cedera ginjal akut, demikian penyelidikan yang dipimpin oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dan para ilmuwan Gambia.

Kejadian menyedihkan ini hanya tiga bulan saja dari kasus gagal ginjal akut pada anak yang menewaskan ribuan anak di dunia termasuk di Gambia dan Indonesia.

Hubungan antara kematian anak-anak dan obat-obatan yang terkontaminasi pertama kali terungkap pada bulan Oktober 2022, ketika Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengirimkan peringatan yang mengatakan bahwa empat sirup obat batuk produksi Maiden Pharmaceuticals India mengandung tingkat racun dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) dan harus ditarik.

Dua zat ini juga yang telah menyebabkan anak-anak menderita gagal ginjal akut, demikian dilaporkan Reuters, Jumat, 10 Maret 2023.

Pasar global untuk obat batuk, pilek, dan alergi anak-anak yang dijual bebas pada tahun 2022 bernilai sekitar $2,5 miliar, menurut firma riset pasar Euromonitor.

Obat ini menggabungkan bahan aktif seperti paracetamol (dikenal sebagai acetaminophen di Amerika Serikat) untuk menurunkan demam dengan sirup berbahan gliserin atau propilen glikol yang aman, manis dan mudah ditelan.

Di Gambia, sirup obat batuk impor untuk anak-anak ditemukan oleh pejabat kesehatan global terkontaminasi dua zat yang sangat beracun: etilen glikol (EG) dan dietilena glikol (DEG). Keduanya dapat menjadi produk sampingan dari pembuatan propilen glikol, kata Dr Chaitanya Kumar Koduri, direktur keterlibatan regulasi di Pharmacopeia AS (USP), sebuah organisasi nirlaba yang membantu menetapkan standar pembuatan obat secara global.

Produsen yang membuat propilen glikol untuk keperluan farmasi harus memurnikannya guna menghilangkan racun, kata Kumar Koduri. Standar internasional hanya mengizinkan jumlah jejak EG dan DEG dalam obat-obatan: tidak lebih dari 0,10% berat per volume, atau 0,10g per 100ml sirup.

Semua zat memiliki sifat yang mirip. Tetapi sementara propilen glikol tidak beracun, DEG dan EG sangat berbahaya. Ketika tertelan, mereka menyebabkan gagal ginjal dan akhirnya kematian tanpa pengobatan cepat, kata ahli patologi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seberapa mematikan dosisnya sebagian bergantung pada berat orang yang meminumnya. Anak-anak, karena lebih kecil, lebih rentan daripada orang dewasa.

Campur-baur bisa terjadi karena kesalahan manusia, kata Kumar Koduri. Namun di masa lalu, propilen glikol kelas industri, atau bahkan DEG atau EG murni dipilih sebagai pengganti oleh pemasok atau produsen karena harganya lebih murah.

EG dan DEG dapat berharga kurang dari setengah harga propilen glikol, menurut dua situs web yang menjual bahan kimia tersebut.

Pada 1990-an, hampir 90 anak di Haiti dan lebih dari 200 anak di Bangladesh medninggal karena DEG dalam sirup parasetamol. Baru-baru ini, anak-anak meninggal dalam insiden terpisah di Panama, India, dan Nigeria.

Pedoman global yang disusun oleh WHO telah diperketat sejak saat itu, termasuk mendesak produsen untuk melakukan lebih banyak pengujian terhadap bahan dan produk jadi mereka. Tetapi tergantung masing-masing negara untuk merancang undang-undang dan menegakkannya, baik pada titik produksi maupun konsumsi.

Pilihan Editor AS Beri Sanksi Perusahaan China Pemasok Drone Iran, Dipakai Rusia Serang Ukraina

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

1 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.


PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

1 hari lalu

Sejumlah warga melakukan salat jenazah pada warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.


PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

1 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.


153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

4 hari lalu

Seorang pria berjalan di jalan berlumpur, pasca banjir menyusul hujan lebat, di desa Kar Kar, provinsi Baghlan, Afghanistan 11 Mei 2024. REUTERS/Sayed Hassib
153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

6 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

9 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

9 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dokumentasi Kementerian Luar Negeri RI
Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

11 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

11 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

12 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.