Pipa gas Nord Stream menghubungkan Rusia dan Jerman. Itu didirikan oleh Gazprom yang dikendalikan negara Rusia (GAZP.MM). Nord Stream 1 selesai pada 2011, dan Nord Stream 2 pada 2023.
Ukraina dan beberapa sekutu Jerman termasuk Amerika Serikat khawatir ini akan memungkinkan Moskow memeras Berlin dengan mengancam akan mengekang pasokan. Jerman akhirnya menghentikan sertifikasi Nord Stream 2 di tengah tanda-tanda bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina, dan sejak itu Eropa secara drastis memangkas impor energi dari Rusia.
Perwakilan Gazprom belum memberikan komentar atas laporan New York Times.
Jurnalis investigasi AS Seymour Hersh melalui blognya pada bulan lalu, menuduh Gedung Putih berada di belakang ledakan pipa gas Nord Stream. Narasi yang berkembang soal Nord Stream, menurutnya sebuah "fiksi yang benar-benar palsu dan lengkap."
Menurut Hersh serangan September lalu dilakukan atas arahan Presiden Joe Biden. Gedung Putih membantah laporan itu.
Hersh adalah mantan reporter New York Times dan New Yorker yang memenangkan banyak penghargaan untuk jurnalisme investigasinya, termasuk tentang Perang Vietnam dan Skandal Abu Ghraib 2004 setelah invasi AS ke Irak.
NEW YORK TIMES | REUTERS
Pilihan Editor: Flu Burung Jangkiti Rubah di Prancis, WHO: Mengkhawatirkan