TEMPO.CO, Jakarta – Seorang staf senior kantor Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, menyatakan Kyiv sama sekali tidak terlibat dalam serangan jalur pipa Nord Stream pada tahun lalu. Dia mengaku pihaknya tidak mengetahui informasi mengenai itu.
Sebuah laporan New York Times mengutip pejabat Amerika Srikat pada Selasa, 7 Maret 2023, mengatakan kelompok pro-Ukraina bertanggung jawab atas ledakan pipa gas pada September 2022, tujuh bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
"Itu tidak masuk akal sedikit pun," kata ajudan Presiden Volodymyr Zelensky itu dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Selasa.
Podolyak mengatakan, Ukraina tidak memiliki informasi tentang siapa yang sebenarnya terlibat. Dia berspekulasi soal upaya Rusia untuk mengacaukan kawasan itu mungkin harus disalahkan.
"Mulai dari hari pertama pembangunan jaringan pipa di dasar Laut Baltik, Ukraina berulang kali menarik perhatian mitra Baratnya terhadap risiko strategis yang meningkat tajam untuk keamanan Eropa yang dibawa oleh realisasi proyek ini," kata Podolyak.
Mengutip pejabat AS, New York Times seperti dilansir Reuters pada Selasa, mewartakan, tidak ada bukti bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atau pembantu utamanya terlibat dalam operasi tersebut. Belum juga ada indikasi para pelaku bertindak atas perintah pejabat pemerintah Ukraina mana pun.
AS dan NATO menyebut serangan itu sebagai "tindakan sabotase". Insiden terjadi tujuh bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan menghancurkan tiga dari empat jaringan pipa yang mengalir di bawah Laut Baltik.
Moskow menyalahkan pendukung Barat Ukraina dan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menyelidiki secara independen. Tidak ada pihak yang memberikan bukti.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa Washington sedang menunggu penyelidikan yang sedang berlangsung di Jerman, Swedia dan Denmark untuk kesimpulan serangan itu. Setelah itu AS akan memberikan tindak lanjut langkah sesuai.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan, bahwa laporan tersebut membuktikan dorongan Moskow untuk Dewan Keamanan untuk membentuk penyelidikan independen "sangat tepat waktu". Pihaknya akan mengupayakan pemungutan suara untuk rancangan resolusi pada akhir Maret.
The Times menulis bahwa tinjauan intelijen menunjukkan mereka yang berada di balik ledakan pipa, yang memuntahkan gas ke Baltik, adalah warga negara Ukraina atau Rusia, atau kombinasi keduanya, yang menentang Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun tinjauan tersebut tidak merinci anggota kelompok atau siapa yang mengarahkan atau membayar operasi tersebut, katanya.
"Pejabat AS menolak untuk mengungkapkan sifat intelijen, bagaimana itu diperoleh atau rincian kekuatan bukti. Mereka mengatakan bahwa tidak ada kesimpulan tegas tentang itu," tambah Times.